Kontroversi Larangan Hijab di Tajikistan

Kontroversi Larangan Hijab di Tajikistan

Heboh Larangan Hijab di Tajikistan-foto : tangkapan layar-

RADARLEBONG.ID- Tajikistan, negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah, baru-baru ini menggemparkan dunia dengan undang-undang terbarunya yang melarang penggunaan hijab dan atribut keagamaan lainnya.

Di tengah mayoritas penduduknya yang beragama Islam, langkah ini memicu pertanyaan dan kontroversi terkait identitas nasional, sekularisme, dan kebebasan beragama.

Hijab dan Budaya Nasional: Perdebatan yang Memanas

Pemerintah Tajikistan, di bawah kepemimpinan Presiden Emomali Rahmon, memandang pakaian keagamaan seperti hijab sebagai "pakaian asing" yang bertentangan dengan budaya nasional.

BACA JUGA:Heboh di Indonesia, Ternyata Begini Bentuk dan Manfaat Tanaman Kratom

Larangan ini dilandaskan pada keinginan untuk melestarikan tradisi dan nilai-nilai budaya Tajik, yang mereka anggap terancam oleh pengaruh agama yang semakin kuat.

Namun, banyak pihak yang menentang larangan ini, melihatnya sebagai pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan ekspresi diri.

Bagi mereka, hijab bukan sekadar pakaian, tetapi merupakan simbol keyakinan dan identitas agama bagi wanita Muslim.

Sekularisme dan Pengaruh Agama: Mencari Keseimbangan

BACA JUGA:Apa itu Kemoterapi Preventif?Pengobatan yang Dilakukan Istri Pangeran William

Tajikistan, meskipun memiliki mayoritas penduduk Muslim, telah lama menganut sekularisme sebagai prinsip dasar negara.

Konstitusi menjamin kebebasan beragama, namun dengan penekanan pada pemisahan agama dan negara.

Pemerintah Tajikistan meyakini bahwa larangan hijab dan atribut keagamaan lainnya adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara sekularisme dan toleransi agama. Mereka ingin menghindari eksploitasi agama untuk tujuan politik dan mencegah munculnya ekstremisme.

Dampak dan Masa Depan yang Tidak Pasti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: