Obat Tekanan Darah Terkait Risiko Kanker Kulit, Apa yang Harus Anda Ketahui?

Obat Tekanan Darah Terkait Risiko Kanker Kulit, Apa yang Harus Anda Ketahui?

Obat Tekanan Darah Terkait Risiko Kanker Kulit-foto:tangkapan layar-

RADARLEBONG.ID - Di Australia, tekanan darah tinggi, atau hipertensi, memengaruhi lebih dari sepertiga orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.

Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti stroke dan penyakit jantung.

Penanganan hipertensi sering kali melibatkan pengobatan yang dikombinasikan dengan perubahan gaya hidup seperti pola makan yang lebih sehat dan olahraga teratur.

Namun, sebuah penelitian terbaru dari UNSW Sydney telah menimbulkan kekhawatiran tentang satu obat yang banyak digunakan: hidroklorotiazid.

BACA JUGA:Manfaat Mandi Air Garam Bagi Kulit, Salah Satunya Terlihat Cerah

Hidroklorotiazid adalah obat umum yang diresepkan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi.

Meskipun efektif, penelitian tersebut menunjukkan bahwa obat tersebut dapat meningkatkan risiko kanker kulit, terutama pada orang yang lebih tua.

Obat tersebut memiliki sifat yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, yang berpotensi meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker seperti melanoma ganas dan karsinoma sel skuamosa.

Temuan ini didasarkan pada data dari Departemen Urusan Veteran Australia (DVA), yang menyediakan catatan anonim tentang kasus kanker, rawat inap, dan penggunaan obat di antara pemegang kartu perawatan kesehatan DVA di New South Wales.

Penelitian tersebut menganalisis data dari tahun 2004 hingga 2015, dengan fokus pada individu berusia 65 tahun ke atas.

Penelitian ini mencakup 45 kasus kanker bibir dan 659 kasus melanoma ganas di antara orang yang mengonsumsi hidroklorotiazid.

Mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari lebih dari 13.300 orang yang belum didiagnosis dengan kanker ini.

Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang jelas antara penggunaan hidroklorotiazid dan peningkatan risiko kedua jenis kanker kulit tersebut.

Khususnya, semakin lama orang menggunakan obat tersebut, semakin tinggi risiko mereka terkena kanker bibir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: