Pilu, Kakek di Lebong Ini Meminta Keadilan Ganti Rugi Lahan Kebun Kopinya Terdampak Pembangunan Bendungan

Pilu, Kakek di Lebong Ini Meminta Keadilan Ganti Rugi Lahan Kebun Kopinya Terdampak Pembangunan Bendungan

Kakek warga Lebong ini mempertanyakan ganti rugi lahan kebun kopi miliknya untuk pembangunan bendungan oleh salah satu perusahaan di Lebong.-foto : carles/radarlebong.id-

RADARLEBONG.ID - Pilu, nasib yang harus dialami Rahman Ahmadi , pria berusia 61 tahun warga Desa Talang Bunut Kecamatan Amen Kabupaten Lebong ini tak tahu harus mengadukan kemana lagi atas ganti rugi lahan kebun kopi miliknya seluas lebih kurang 1,5 hektare oleh salahsatu perusahaan di Kabupaten Lebong.

Kepada Wartawan Radar Lebong , kakek berusia uzur inipun hanya tertunduk lesu sembari tak kuasa atas  lahan kebun kopi milik yang tidak bisa lagi ia nikmati hasilnya lantaran sudah mati.

"Ya, sekitar 1,5 hektare lahan kebun kopi saya tidak bisa digarap lagi, karena sudah terendam dan mati untuk proyek pembuatan bendungan. Sementara, kebun kopi ini satu-satunya tempat saya mencari makan," kata Rahman Ahmadi didampingi sang istri.

Ia pun mengaku, sebelum akan dimulai pelaksanaan pembuatan bendungan. Dari perusahaan tersebut pernah menjanjikan akan membayarkan ganti rugi seluas 1,5 hektare atas tanam tumbuh kebun kopi miliknya.

BACA JUGA:Wahai ASN, Jangan Asal Like, Komen dan Share Postingan Berbau Kampanye Politik di Medsos

BACA JUGA:Melesat! Jumlah Hewan Qurban Sumbangan dari ASN Lebong

Hanya saja, hingga saat ini ganti rugi yang dijanjikan oleh perusahaan tersebut tak terealisasi.

"Dari pihak perusahaan juga sudah melakukan penghitungan batang kopi terdampak pembangunan bendungan tersebut. Ada sekitar 400 batang kopi milik saya ini, bakal diganti rugikan katanya, dengan nominal uang yang akan dibayarkan Rp 554. 300.000 juta.

Namun, kenyataanya hingga hingga saat ini belum juga dibayarkan," terang Ahmadi kepada Radar Lebong.

Dirinya pun pernah memperjuangkan atas hak kebun milik yang telah ia garap sejak tahun 1963 tersebut baik ke anggota DPRD dan DPD RI.

Hanya saja perjuangan tersebut tidak mendapatkan hasil untuk mendapatkan atas haknya itu.

"Saya pernah juga pernah menemui balai besar TNKS Kerinci Jambi. Tapi tetap , tidak ada titik terangnya hingga saat ini. Sementara, lahan kebun kopi ini tempat kami warga kecil mencari makan," keluhnya. (arp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: