Kemarau Akan Melanda Bengkulu, Muko-Muko Kabupaten Pertama Terdampak Kekeringan
ilustrasi kekeringan-foto internet-
RADARLEBONG.ID– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau di Bengkulu akan datang lebih awal di tahun 2023.
Curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.
Dikutip dari laman BMKG, Kasi Data dan Informasi BMKG Statsiun I Bengkulu Anang Anwar disebutkan bahwa Bengkulu mulai musim kemarau Mei 2023 ini.
Anang menyebutkan bahwa Kabupaten Mukomuko merupakan daerah pertama yang mengalami musim kemarau dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Cuaca Panas di Indonesia Sampai Kapan ? Berikut Penjelasan BMKG
BACA JUGA:Perkiraan Cuaca Buruk BMKG, Buah Pinang Sulit Dipinang Pembeli
Untuk itu, ia meminta supaya masyarakat bersiap untuk menghadapi kemungkinan dampak yang ditimbulkan selama musim kemarau. Salah satunya kesulitan air bersih dan kekeringan.
Kemudian, sambung dia, kekeringan akan disusul dengan daerah lain yang akan terjadi pada bulan Juli 2023. Dan akan berlanjut sampai September 2023. Dimana puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus 2023.
Lebih lanjut Anang menyampaikan, bahwa secara umum awal musim kemarau di Provinsi Bengkulu termasuk Kabupaten Kaur dan sekitarnya adalah bulan Juni. Kabupaten Mukomuko adalah pengecualian, karena lebih cepat terjadi pada bulan Mei. Namun musim kemarau puncak bersama-sama akan terjadi pada bulan Agustus 2023.
Untuk mengurangi dampak negatif yang bisa terjadi, BMKG mengimbau masyarakat, lembaga pemerintah, institusi-institusi terkait lainnya untuk bersiap. Serta melakukan berbagai kesiapan sistem dan peralatan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh musim kemarau.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Kamis 29 Desember, Lebong Diguyur Potensi Hujan Ringan
BACA JUGA:BMKG Imbau Warga Tetap Waspada Bencana Susulan
"Semua pihak harus mulai mempersiapkan diri menghadapi dampak negatif dari kemungkinan musim kemarau yang akan terjadi di Provinsi Bengkulu," tambahnya.
Disebutkan, wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya) diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologi, kebakaran hutan serta lahan hingga kekurangan air bersih. Karenanya, pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: