Insentif Ekor Tikus di Lebong Tidak Dianggarkan Tahun Depan, Gantinya Ini
TIKUS : Tahun 2023, insentif ekor tikus tidak lagi dianggarkan.-Foto Amri Rakhmatullah/radarlebong-redaksi
LEBONG, RADARLEBONG.ID - Program insentif ekor tikus atau Gerakan Basmi Tikus (GBT) sebagai upaya menyukseskan tanam dua kali setahun dipastikan tidak akan berlanjut pada tahun 2023 mendatang.
Hal ini mengingat anggaran yang tersedia terbatas, sehingga program tersebut dialihkan pada program yang lebih efektif. Hal ini disampaikan Kepala Disperkan Lebong, Hedi Perindo, SE.
"Iya, untuk program insentif ekor tikus pada 2023 ditiadakan, hal itu berdasarkan hasil kajian yang kami lakukan selama ini," kata Hedi.
Menurut Hedi, program insentif tikus itu akan dialihkan pada program yang lebih mengedepankan sarana dan prasarana pendukung, seperti pemberian pupuk unggul, alsintan, serta sarana pendukung-pendukung lainnya.
BACA JUGA:Sudah Setor Ekor Tikus, Insentif Belum Dibayar, Sabar Ya Masih Diajukan
BACA JUGA:Bupati Kopli Bakar Ratusan Ribu Ekor Tikus di Kantor Disperkan
"Karena di tahun depan kita tidak berbicara lagi soal bagaimana cara membasmi tikus, karena sudah pasti para petani sudah mengetahui bagaimana cara penanggulangannya, maka yang menjadi fokus kedepan itu bagaimana Lebong bisa berhasil tanam dua kali dalam setahun," sampainya.
Lebih jauh, bahwa program tanam dua kali di Kabupaten Lebong ini sudah mengalami peningkatan setiap tahunnya, bahkan peningkatan itu mulai terjadi sejak satu tahun terakhir ini.
"Sejak tahun 2021 kita berhasil tanam dua kali sekitar 55 hektar, tahun 2022 ini meningkat menjadi ratusan hektar. Nah untuk target ditahun 2023, itu minimal sekitar 1.300 hektar, insyaallah tercapai" katanya.
Hedi menambahkan, meskipun program insentif ekor tikus ditiadakannya di tahun mendatang, namun pihaknya tetap meminta para petani untuk tetap bergotong royong atau gropyokan secara bersama.
BACA JUGA:Panen Raya MT-2 di Talang Liak II, Bupati Sumringah Patahkan Mitos Raja Tikus
BACA JUGA:Padi MT II di 4 Kecamatan Diserang Tikus, Disperkan Ngaku Belum Tahu
Hal ini agar target lahan persawahan yang menjadi prioritas tanam dua kali dalam setahun tersebut bisa tercapai.
"Agar target 1.300 hektar lahan persawahan itu bisa tercapai. Kita juga menawarkan desa untuk memprioritaskan anggaran 20 persen ketahanan pangan untuk mendukung hal tersebut. Contohnya desa bisa membantu lewat sarana prasarana seperti pupuk dan lainnya," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: