Petani Menjerit, Harga Pupuk dan Racun Kian Mencekik

Petani Menjerit, Harga Pupuk dan Racun Kian Mencekik

Pengecer: Salah satu kios Pupuk Diva Tani yang berada di Kecamatan Lebong Tengah. -Foto Carles Jaya/radarlebong-

LEBONG, RADARLEBONG.ID - Tingginya harga pupuk dan racun yang terus terjadi belakangan ini membuat para petani di wilayah Kabupaten Lebong menjerit.

Betapa tidak, harga pupuk dan racun kian mencekik karena tidak seimbang dengan harga jual hasil pertanian naik menjadi dua kali lipat dari harga sebelumnya. 

Yayas (38), salah satu petani di kecamatan Lebong Tengah mengaku jika harga pupuk dan racun sudah mengalami kenaikan dua kali lipat, akibat kondisi ini tentu membuat pihaknya sangat terbeban dan merasa tidak mampu untuk membeli pupuk maupun racun. 

"Saat ini hampir seluruh hasil tani itu harganya anjlok, sedangkan harga pupuk dan racun naik menjadi dua kali lipat. Artinya kami (petani,red) merasa sangat tidak mampu untuk membeli kedua bahan pertanian tersebut," sampai Yayas. 

Sementara itu, Hero Vandroik pemilik kois Diva Tani membenarkan jika harga pupuk dan racun sudah mengalami kenaikan.

Bahkan saat ini harga kedua bahan pertanian tersebut naik menjadi dua kali lipat dari harga biasanya. 

"Iya, untuk harga pupuk dan racun ini memang naik dua kali lipat. Akibat kondisi ini juga membuat para pembeli sedikit menurun dibanding dengan jumlah pembeli sebelumnya," kata Hero. 

Disebutkannya, untuk pupuk Urea non subsidi sebelumya harga Rp 280 ribu naik menjadi Rp 600 ribu per satu karung, kemudian Npk Mutiara Non subsidi sebelumnya Rp 480 ribu naik menjadi Rp 900 ribu, termasuk juga dengan jenis pupuk lainnya. 

"Kenaikan bahan pertaniaan ini juga terjadi pada jenis racun, seperti racun rumput merek Supremo sebelumnya Rp 65 ribu naik menjadi Rp 115 ribu per liter, serta beberapa jenis merek racun lainnya," demikian Hero.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: