Cerita Asal Mula Danau Tes dan Si Pahit Lidah di Lebong

Cerita  Asal Mula Danau Tes dan Si Pahit Lidah di Lebong

Cerita asal mula Danau Tes di Lebong.-foto : dokumentasi/raleb.id-

RADARLEBONG.ID - Danau merupakan suatu wilayah yang berbentuk cekungan besar di permukaan bumi yang terisi oleh air, baik itu air tawar atau air asin dan dikelilingi oleh daratan.

Sumber air di dalam danau dapat berasal dari mata air bawah tanah, air sungai, air hujan atau kombinasi ketiganya.

Danau terdapat dua jenis yakni Danau Alami dan Danau buatan manusia yang disebut dengan waduk.

Dilansir dari wikipedia, danau rata-rata memiliki kedalaman yang dangkal dan airnya berasal dari berbagai sumber seperti mata air, air tanah, air sungai dan air hujan.

Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih luas. 

Berbicara soal danau, di Kabupaten Lebong yang merupakan salahsatu kabupaten di Provinsi Bengkulu terkenal dengan beberapa danaunya.

Salahsatunya, Danau Tes yang terbentang antara dua buah dusun suku Rejang yaitu Dusun Adat Kutei Donok ( Desa Tengah) dan Dusun Adat Tes.

Danau ini terletak di Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong dan berada di lereng Pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Potensi Danau Tes didukung dengan pemadangan di sekitar kawasan danau yang terletak di Kecamatan Lebong Selatan

Selain dikelilingi kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Danau Tes juga menyimpan pesona alam yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. 

Tak hanya itu, dari beberapa informasi yang melegenda di masyarakat sekitar yang mengatakan bahwa Danau tes dulunya merupakan aliran dari Sungai Ketahun, tapi karena suatu hal akhirnya aliran sungai tersebut berubah menjadi sebuah danau. 

Konon dulu, terdapat seseorang  yang sangat sakti, dia hanya hidup berdua dengan anak laki-laki satu-satunya, dia memiliki lidah yang amat sakti, sehingga apapun yang dikatakannya akan selalu menjadi kenyataan.

Karena itulah masyarakat setempat memanggil namanya dengan si Pahit Lidah. Akan tetapi, dia tidak pernah mengucapkan sesuatu, jika tidak ada alasan kuat yang mengharuskannya mengucapkannya.

Suatu hari, Si Pahit Lidah ingin membuka sebuah lahan di daerah Baten Kawuk yang berjarak 5 kilo meter dari tempat tinggalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: