Gunakan Metode Pengubinan, Panen MT 2 Desa Talang Leak II Bikin Lega

Gunakan Metode Pengubinan, Panen MT 2 Desa Talang Leak II Bikin Lega

Panen: Bupati, Kopli Ansori, terjun langsung ke lokasi panen padi di sawah Desa Talang Leak II, Bingin Kuning.-Foto Dokumentasi-

BINGIN KUNING, RADARLEBONG.ID - Bilamana hasil panen MT 2 di Desa Pagar Agung cukup mencengangkan lantaran hasil panen MT 2 yang tidak sebanding saat MT I.

Namun, hal berbeda di Desa Talang Leak II yang belum lama ini menjadi lokasi Bupati Lebong Kopli Ansori melaksanakan panen raya. Pasalnya, berdasarkan hasil pengubinan, hasilnya cukup membikin lega.

Karena, di MT 2 Desa Talang Leak mampu menghasilkan panen lebih banyak dibanding MT I.

"Benar, dari hasil pengubinan yang kami lakukan hasil panen MT2 desa Talang Leak II mencapai 8 ton per hektar, artinya hasil panen tersebut meningkat bila dibanding panen MT1 yakni 7,5 ton per hektar," uja Koordinator Penyuluh Bingin Kuning, Reti Puspita, SP. 

BACA JUGA:MT II Desa Pagar Agung, Hasilnya Mencengangkan

Diungkapkannya, pengubinan sendiri dilakukan pada 1 hektar lahan petani yang mengikuti program MT2.

Pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produksi pertanian padi.

"Teknik pengubinan dilakukan dengan cara mengambil 2 titik hingga 3 titik sampel padi yang ditanam pada satu hamparan, apabila semakin banyak titik yang diambil dalam proses pengubinan maka akan saemakin akurat  penghitungannya. Yang mana teknik pengubinan ini paling umum digunakan untuk memperkirakan hasil gabah dalam luasan 1 hektar," sampainya. 

Reti menjelaskan, bahwa proses yang pertama kali harus dilakukan adalah tanaman padi yang akan diubin sudah benar-benar siap untuk dipanen.

BACA JUGA:Panen Raya MT-2 di Talang Liak II, Bupati Sumringah Patahkan Mitos Raja Tikus

Pengubinan dilakukan dengan cara menentukan petak sawah yang akan dilakukan pengubinanyang merupakan langkah dasar dengan mengambil minimal 3 titik berbentuk ubin berukuran 2,5 meter x 2,5 meter per hektar secara acak setiap petak sawahnya. 

"Setelah itu baru dikalkulasikan dalam 1 hektar untuk mengetahui hasil produktivitas padi perhektarnya, kemudian didukukung dengan data SPT jumlah rumpun tanam padi, yakni  perumpun dan jumlah bijinya. Sehingga dengan teknik itulah kita bisa mengetahui jumlah per hektar hasil panen petani," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: