8 Kecamatan di Bengkulu Utara Dikepung Banjir dan Longsor

8 Kecamatan di Bengkulu Utara Dikepung Banjir dan Longsor

Bencana tanah longsor melanda 8 kecamatan di Bengkulu Utara.-Foto Firdaus Effendi/radarlebong-radarlebong.id

BENGKULU UTARA, RADARLEBONG.ID - Kembali seperti tahun tahun sebelumnya, memasuki musim penghujan di akhir tahun Bengkulu Utara dilanda bencana banjir dan longsor. 

Hal ini terlihat dari beberapa titik kejadian yang terjadi pada Selasa dini hari (30/8). Dimana, beberapa titik yang mengalami banjir dan longsor mulai dari wilayah Kecamatan Air Besi,

Arga Makmur, hingga Giri Mulya dan Batik Nau yang menyebabkan Jalur Lintas Barat (Jalinbar) mengalami kemacetan total. 

Tidak hanya itu, banyak juga dampak hujan deras yang lain, mulai dari pohon tumbang, tiang listrik roboh hingga petani ikan yang mengalami kerugian.

BACA JUGA:Apes, Pria Ini Ditangkap Polres Lebong Saat Asyik Rekap Penjualan Kupon Togel

BACA JUGA:Catat Baik-Baik, Segini Besaran Bansos dari Pemerintah Daerah Lebong untuk Orang Sakit

Diketahui, terdapat 8 kecamatan yang ada di Kabupaten BU yang terkena dampak banjir dan tanah longsor yakni Kecamatan Arga Makmur, Air Besi, Batik Nau, Lais, Air Padang, Pinang Raya, Ketahun dan Giri Mulya. 

Seperti, akibat luapan air sungai Bintunan pasca hujan deras melanda membuat akses lalu lintas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) yang berada Di Desa Bintunan Kecamatan Batik Nau

Kabupaten Bengkulu Utara (BU) lumpuh tidak bisa dilalui kendaraan sementara waktu karena ketinggian air mencapai 50 cm meter. 

Selain itu, wilayah Desa Talang Pungguk Kecamatan Air Besi, banyak rumah warga yang terendam banjir dengan kedalaman air hingga 3 meter. 

Sementara untuk bencana longsor terjadi di ruas jalan Desa Gunung Selan, Kecamatan Arga Makmur dan Desa Kalbang, Kecamatan Lais.

BACA JUGA:Bupati Bengkulu Utara Bereaksi Keras Saat Tahu Namanya Dicatut Penggalangan Dana untuk Ponpes

BACA JUGA:Imingi Jajan Rp1.000 dan Permen, Petani Padang Jaya Rudapaksa Anak Dibawah Umur

Kemudian, juga terdapat tiang listrik dan pohon yang roboh ke jalan. Untuk wilayah Kecamatan Giri Mulya, terdapat bencana banjir dan longsor.

Data sementara, sebanyak 45 Kepala Keluarga, 1 Masjid, 2 unit sekolah ikut terdampak banjir.

Untuk material longsor juga menutup akses jalan yang menghubungkan Desa Giri Mulya dan Desa Tanjung Anom, sehingga akses jalan tidak bisa dilewati oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BU Eka Hendriyadi, mengatakan, pihaknya sedang berfokus kepada evakuasi terhadap daerah yang terkena banjir. 

Karena dari pasca hujan deras memang banyak wilayah terkena dampak. Terdapat 3 kecamatan yang paling parah terdampak bencana alam ini,

yang pertama Kecamatan Air Besi dimana ada 5 desa yang saat ini terisolir akibat banjir dan perlu dievakuasi, kedua Kecamatan Batik Nau yang saat ini jalan lintas barat terendam banjir yang cukup tinggi dan ketiga di Kecamatan Pinang Raya.

"Untuk saat ini kita tengah fokus untuk mengevakuasi baik tanah longsor dan warga yang terdampak banjir yang dibantu oleh semua pihak baik TNI dan Polri.

Yang jelas untuk saat ini kita tengah fokus dalam pengevakuasian. Sementara tim yang lain yang dibantu pihak OPD terkait seperti Dinas PUPR melakukan evakuasi di titik titik longsor yang berada di berapa kecamatan seperti kecamatan Arga Makmur dan Giri Mulya," ujarnya.

Untuk Tanah longsor sambung Eka, berada di dua titik yang pertama berada di perbatasan Desa Gunung Selan Kecamatan-Desa Kalbang Kecamatan Lais yang

mengakibatkan 1 tiang listrik roboh akibat longsor dan satu titik lagi di jalan Desa gunung Selan perbatasan dengan Desa Talang Denau, membuat material longsor menutupi akses jalan.

"Hingga saat ini kita tim TRCD BU dan Rescue terus melakukan pemantauan dan melakukan upaya evakuasi warga yang terjebak banjir, untuk data korban masih belum dapat dilaporkan," bebernya.

Selain merendam rumah warga serta area pertanian, sejumlah titik akses jalan juga turut terimbas. Bahkan hingga pukul 12.00 WIB (Selasa, red) jalan lintas barat Sumatera terpaksa dialihkan melalui Desa Urai. 

Musibah bencana alam kali ini, termasuk fenomena terparah sepanjang beberapa tahun terakhir. Ia juga mengimbau, agar warga yang berada di zona rawan bencana, untuk selalu siaga.

"Ancaman pohon tumbang dan banjir susulan, masih kemungkinan akan terjadi. Mengingat kondisi cuaca belum stabil," imbuhnya.

Disisi lain, akibat bencana kali ini, tercatat ada 4 tiang milik PLN Arga Makmur roboh. Hal ini pun disampaikan oleh Kepala ULP PLN Arga Makmur Redho Hermawan mengungkapkan, 4 tiang PLN yang roboh berada di Desa Kertapati Kecamatan Air Besi. Kemudian Desa Gunung Selan Kecamatan Arga Makmur. 

Desa Lubuk Mumpo Kecamatan Air Padang. Dan Kecamatan Pagar Jati Bengkulu Tengah. Peristiwa ini dikatakannya, pastinya menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah Kecamatan.

Yakni Kecamatan Napal Putih, Ketahun, Batik Nau, Air Besi, Air Napal, Bengkulu Utara. Saat ini, pihaknya masih berupaya melakukan perbaikan, dan akan diselesaikan sesegera mungkin

"Setiap Kecamatan masih terjadi pemadaman hanya di sebagian wilayah. Kami imbau masyarakat untuk bersabar dan pengertiannya, atas pemadaman yang terjadi," ungkap Redho.

Disisi lain, bencana longsor ini juga menyebabkan aliran air Perumda TRS mengalami mati total. Ini disebabkan adanya pipa yang ikut terjun ke sungai akibat longsor. 

Meski demikian pihak PDAM juga langsung bergerak cepat melakukan perbaikan, untuk segera melakukan penggantian pipa yang patah agar masyarakat dapat kembali menikmati pelayanannya.

"Iya, kita juga terdampak bencana kali ini, pipa di wilayah Kelurahan Kemumu mengalami patah sehingga aliran air ke rumah masyarakat terputus.

Jika tidak ada halangan, dengan gerak cepat personil Perumda PDAM akan segera mengalirkan kembali air ke rumah rumah warga," singkat Direktur PDAM TRS Ujang Zakaria.

Dampak hujan deras ini juga dirasakan oleh para petani ikan air tawar, yang mana banyak sekali kolam kolam para petani ikan air tawar yang mengalami jebol. 

Ditaksir kerugian yang dialami para petani ikan di Bengkulu Utara mencapai ratusan juta rupiah. Hal ini pun tidak dibantah oleh Kepala Dinas Perikanan BU Sugimin, yang membeberkan. 

Tingginya curah hujan, menyebabkan meluapnya aliran sungai yang merupakan sumber air utama bagi para petani ikan air tawar. Akibatnya, kurang lebih puluhan ton ikan milik petani, lepas ke aliran sungai.

"Kita tidak bisa memungkiri bencana kali ini, tidak hanya longsor dan banjir, tapi juga menimpa para petani ikan kita yang dipastikan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Saat ini, kita masih mengumpulkan informasi dari petani ikan. Untuk meminimalisir kerugian lebih jauh lagi, pihaknya mengimbau para petani melakukan cek saluran air pada kolam secara berkala, mengingat curah hujan tinggi bisa saja terjadi sewaktu-waktu dalam beberapa hari kedepan," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: