Zat-zat pelawan bakteri dalam ASI juga hancur saat dipanaskan di microwave. Temuan yang dipubikasikan dalam jurnal Pediatrics memeriksa praktek umum penggunaan microwave untuk memanaskan ASI beku.
Peneliti menguji 22 sampel ASI beku untuk menguji kegiatan lisozim dan antibodi dengan memanaskan sampel selama 30 detik dengan dua pengaturan suhu yaitu rendah dan tinggi.
ASI yang dipanaskan di suhu tinggi memiliki pertumbuhan E Coli lebih besar yakni 18 kali lebih tinggi dibandingkan ASI yang tidak dipanaskan.
ASI yang dipanaskan dengan suhu rendah juga mengalami penurunan aktivitas lisozim dan meningkatkan pertumbuhan bakteri berbahaya bagi bayi.
3. Menimbulkan karsinogen pada makanan
Ketika anda memanaskan makanan yang dibungkus dengan plastik dalam microwave, anda bisa membuat karsinogen atau zat penyebab kanker dalam makanan tersebut.
Berdasarkan penelitian di Rusia dan studi di Jerman, pemerintah Rusia mengeluarkan peringatan tentang bahaya microwave bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Menurut foodbabe.com, pembungkus makanan mengandung bahan kimia beracun seperti BPA, polyethylene terpthalate (PET), benzena, toluena, dan xilena.
Wadah plastik yang digunakan untuk memanaskan makanan melepaskan karsinogen bersama dengan racun berbahaya lainnya ke dalam makanan anda yang kemudian diserap oleh tubuh.
4. Mengubah komposisi darah
Dalam sebuah studi klinis di Swiss, peneliti menemukan perubahan darah pada individu yang mengkonsumsi susu dan sayuran yang dipanaskan di microwave.
Delapan peserta mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan cara berbeda, salah satunya dipanaskan menggunakan microwave.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel darah merah menurun sementara jumlah sel darah putih meningkat seiring dengan kadar kolesterol.
Radiasi non-ionizing microwave bisa mempengaruhi perubahan dalam darah dan detak jantung anda.
5. Mengubah detak jantung
Microwave bisa memberi efek langsung pada tubuh karena radiasi gelombang mikro 2,4 GHz yang dihasilkannya. Sebuah studi yang dilakukan Dr Magda Havas dari Trent University menemukan bahwa tingkat radiasi yang dipancarakan microwave mempengaruhi denyut jantung dan variabilitas denyut jantung.