Keracunan 457 Siswa di Lebong , HMI Desak Mafia MBG Dibongkar

Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah IAIN Curup (Cabang Curup) M. Pikri Anandi -foto :amri rakhmatullah/radarlebong-
RADARLEBONG.ID-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang pemerintah sebagai solusi menekan stunting dan malnutrisi kembali menuai sorotan. Alih-alih memberi manfaat, sejak awal 2025 program ini justru berulang kali diwarnai kasus keracunan massal di berbagai daerah.
Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, pada Selasa (27/8/2025). Sebanyak 457 pelajar mulai dari PAUD hingga SMP, serta empat guru mengalami gejala keracunan massal setelah menyantap menu MBG. Dinas Kesehatan Lebong bahkan menetapkan insiden tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah IAIN Curup, M. Pikri Anandi, mendesak pemerintah pusat, daerah, hingga aparat penegak hukum segera mengambil langkah tegas.
“Mafia MBG harus dibongkar. Jika program ini terus dijalankan tanpa evaluasi, anak-anak justru terancam sakit akibat program yang mestinya menyehatkan,” ujarnya.
BACA JUGA:Sepekan, Penyebab Keracunan MBG Masih Tanda Tanya, Korban MBG Diberikan Pendampingan Psikologis
M. Pikri juga menegaskan agar program MBG tidak dijadikan alat politik untuk kepentingan kelompok tertentu. Menurutnya, lemahnya transparansi dalam penunjukan mitra penyedia, proses pengadaan, hingga distribusi makanan membuka ruang penyimpangan anggaran.
Selain itu, ia menyoroti kualitas menu MBG di Lebong yang dinilai tidak sesuai standar gizi seimbang. Perbandingan menu antar daerah cukup mencolok. Di SD Angkasa 1 Bandung, siswa mendapat nasi, tumis tahu sawi, ayam goreng, dan pisang.
Di Bangkalan, Jawa Timur, menunya berupa nasi, telur dadar, sayur asem, kering tempe, jeruk, dan susu. Sementara di Lebong, sajian hanya berupa mie rebus, jagung, sayuran tumis, tahu goreng, jeruk, serta empat butir pentol bakso. BPOM kemudian memastikan bakso tersebut sebagai sumber kontaminasi.
“Kalau menu MBG hanya seperti ini, jelas jauh dari gizi seimbang. Pemerintah harus benar-benar mengawasi agar program ini tidak justru membahayakan,” kata M. Pikri.
Selain kritik, M. Pikri juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh Tenaga Kesehatan Sukarela (TKS) di Kabupaten Lebong yang telah bekerja maksimal membantu para korban. Ia berharap Pemkab Lebong memberikan penghargaan atas dedikasi mereka.
Kasus keracunan MBG bukan kali pertama terjadi. Catatan Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut sejak Januari hingga Mei 2025, total korban mencapai 1.315 pelajar di berbagai daerah.
Insiden terbesar terjadi di SMPN 35 Bandung pada April dengan 342 siswa terdampak. Kasus lain tercatat di Tasikmalaya (400 siswa), Cianjur (78 siswa), Batang (60 siswa), serta sejumlah daerah lain seperti Empat Lawang, Sumba Timur, Pandeglang, Takalar, Sukoharjo, dan Bombana.
Menanggapi insiden di Lebong, perwakilan BGN Bengkulu menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
“Hasil uji laboratorium BPOM menunjukkan adanya kontaminasi bakteri pada makanan yang disajikan. SPPG (Sub Penyelenggara Program Gizi) yang tidak mematuhi SOP maupun juknis akan mendapat sanksi tegas,” tegas pernyataan resmi BGN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: