Bahaya Nikah Muda Bagi Kesehatan Organ Reproduksi Perempuan
Bahaya Nikah Muda -tangkapan layar-
RADARLEBONG.ID- Beberapa perempuan memutuskan untuk menikah muda bahkan di bawah usia 20.
Mari pahami bahaya nikah terlalu muda untuk organ reproduksi dan kesehatan mental perempuan.
Pernikahan merupakan momen penting dalam hidup yang idealnya dijalani ketika seseorang sudah matang secara fisik, mental, dan emosional.
Namun di beberapa budaya dan komunitas, pernikahan muda atau menikah di usia dini masih sering terjadi.
BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Rambut Agar Selalu Tetap Kuat dan Berkilau
Bahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan perempuan sudah mencapai umur 19 tahun.
Fenomena ini sering kali didorong oleh tekanan sosial, ekonomi, atau bahkan tradisi. Padahal menikah di usia terlalu muda, terutama bagi perempuan, dapat membawa sejumlah risiko serius terhadap kesehatan reproduksi dan mental. Dampak pada kesehatan reproduksi perempuan
Menikah usia muda, terutama sebelum tubuh perempuan sepenuhnya matang, dapat memberikan dampak buruk pada organ reproduksi. Berikut beberapa bahaya yang harus diwaspadai.
1. Risiko kehamilan dini
Perempuan yang menikah muda cenderung hamil lebih cepat, terkadang tanpa kesiapan fisik yang memadai.
Organ reproduksi perempuan muda, terutama mereka yang berusia di bawah 20 tahun, belum sepenuhnya berkembang untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
Hamil di bawah usia 20 tahun disebut kehamilan remaja.
Dilansir dari WebMD, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, dan preeklamsia (kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan yang berbahaya), hingga berat lahir bayi rendah.
2. Risiko mengalami masalah organ reproduksi
Persalinan pada perempuan muda lebih berisiko menyebabkan cedera pada rahim dan organ reproduksi lainnya.
Rahim yang belum sepenuhnya berkembang mungkin tidak kuat untuk menghadapi tekanan saat persalinan sehingga risiko pendarahan hebat dan robeknya rahim menjadi lebih tinggi.
Kondisi ini bisa mengakibatkan infertilitas atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
"Jadi pertumbuhannya belum optimal, tetapi dia sudah harus hamil, harus mengandung bayi.
Bisa saja terjadi gangguan pertumbuhan pada ibunya, bila menikahnya terlalu muda, apalagi muda sekali," papar dr Thomas Chayadi, SpOG, dilansir dari detikcom.
3. Rentan terhadap infeksi
Pernikahan muda juga berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi menular seksual (IMS).
Kurangnya edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta akses terbatas terhadap kontrasepsi, membuat perempuan muda lebih rentan terinfeksi penyakit seperti HIV, gonore, klamidia, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: