Waduh, Harga Sawit di Bengkulu Utara Belum Stabil

Waduh, Harga Sawit di Bengkulu Utara Belum Stabil

Kepala Disbun BU, Ir Buyung Azhari-foto : firdaus effendi/radarlebong-redaksi

BENGKULU UTARA, RADARLEBONG.ID - Tercatat akhir bulan November 2022, harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit ditingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), mengalami ketidakstabilan.

Yang mana, untuk harga TBS tersebut mengalami naik turun. Dan ini terlihat dari rekapitulasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten BU selaku instansi pengawas.

Kepala Disbun BU, Ir Buyung Azhari melalui Kabid Bina Usaha Disbun BU, Safarudin mengungkapkan, naik turunnya Harga TBS Kelapa Sawit ini sudah terjadi dalam dua pekan terakhir di bulan November hingga sampai awal bulan Desember 2022 ini.

Namun, untuk kepastian terjadinya naik turun harga ini belum dapat dipastikan yang jelas hal ini dipengaruhi ketidakstabilan harga diseluruh PKS.

BACA JUGA:Diadukan ke Hotman Paris, Kapolres: Tidak Ada Intervensi dari Polisi!

"Ketidakstabilan ini terjadi, sejak pertengahan bulan November lalu hingga sekarang. Penyebabnya salah satunya karena dipengaruhi ketidakstabilan harga. Sejak tahun lalu harga TBS anjlok,"ujarnya.

Meski demikian, pihaknya selaku dinas pengawas, akan terus melakukan pemantauan keseluruh PKS yang ada sebagai atensi perusahaan untuk dapat menjaga harga TBS di Kabupaten BU jangan sampai dibawah harga yang telah ditetapkan.

Kendati demikian, meski harga TBS Berfluktuasi  harga TBS di Kabupaten BU masih diatas harga penetapan tingkat provinsi periode November 2022 pada 15 November 2022 lalu, yakni harga ditingkat Pabrik Rp 2.129,-/kg.

Dimana untuk harga TBS saat ini harga tertinggi seharga Rp 2.375,-/kg dan harga terendah di harga Rp 2.190,-/kg.

BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Anaknya 'Buram', Ibu Asal Bengkulu Ini Ngadu ke Kedai Kopi Johny Hotman Paris

"Diakuinya, harga TBS kita naik turun, akan tetapi masih diatas angka penetapan tingkat Provinsi. Selaku  pengawas kita akan terus memantau jangan sampai perusahan membeli TBS di bawah harga yang telah ditetapkan,"pungkasnya.

Disisi lain, salah seorang petani sawit yang berada di Kecamatan Arga Makmur, Adjari  mengungkapkan, naik turunnya harga TBS ini menimbulkan rasa kekhawatiran dirinya selaku petani. Sebab harga jual TBS masih belum stabil.

Dirinya pun berharap kepada pemerintah daerah dan provinsi dapat memperketat pengawasan terhadap harga beli TBS oleh pihak PKS, karena para petani kerap tidak di Erika informasi terkuat dengan naik turunnya harga oleh pihak perusahaan

"Ini menjadi kekhawatiran kita karena harga tidak stabil dan kita harap pemerintah dapat memperketat pengawasan karena pihak perusahan tidak pernah menginformasikan bila adanya kenaikan dan turunnya harga,"singkatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: