Angka Stunting di Lebong Lebih Tinggi dari Standart WHO, Target Tahun Depan Bisa Menurun

Angka Stunting di Lebong Lebih Tinggi dari Standart WHO, Target Tahun Depan Bisa Menurun

Stunting: Penandatanganan komitmen penguatan pencegahan dan penurunan kasus stunting di Kabupaten Lebong. -Foto Dokumentasi/radarlebong-redaksi

LEBONG, RADARLEBONG.ID - Berdasarkan laporan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) periode Februari hingga Oktober 2022, angka stunting di Kabupaten Lebong mencapai 23,3 persen.

Persentase angka stunting ini ternyata lebih tinggi ketimbang standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni kurang dari 20 persen. 

"Memang angka stunting di Kabupaten Lebong lebih tinggi dari dari standar yang ditetapkan WHO, karena itu kita menargetkan tahun 2023 mendatang angka stunting ini bisa turun ke angka 19 persen dari yang saat ini 23,3 persen," kata Kepala Dinkes Lebong, Rachman, SKM, M.Si.

Target penurunan angka stunting ini, lanjutnya, sesuai dengan instruksi Presiden RI yang meminta setiap daerah untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.

BACA JUGA:Tak Ada Laporan Stunting, DD Terancam Tak Cair

"Masih ada sebanyak 189 bayi bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Lebong yang menderita stunting," lanjutnya. 

189 balita yang menderita stunting ini, tersebar di 12 kecamatan dalam Kabupaten Lebong. Terbanyak, kasus stunting ini dialami balita dengan kondisi tinggi badan tidak sesuai dengan umur, sedangkan penyebabnya ialah kekurangan gizi. 

"Anak yang terdampak stunting akibat pola asuh, asupan makanan, dan sanitasi lingkungan yang tidak seimbang," jelasnya.

Untuk mencapai target penurunan angka stunting menjadi 19 persen tahun 2023 mendatang, Dinkes bersama DP3APPKB Lebong memastikan akan terus berupaya dengan membentuk tim percepatan penurunan stunting dengan fokus kepada 20 desa dan kelurahan yang menjadi lokus stunting tahun 2022.

BACA JUGA:236 Anak di Lebong Terkena Stunting, Kader TPK Diminta Aktif

"Dengan adanya lokus stunting tersebut baik desa maupun kelurahan diminta untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak terutama kader- kader posyandu untuk bisa meningkatkan aktifitas secara menyeluruh apa saja yang menjadi acuan dalam hal penanganan kasus stunting," pungkasnya. 

Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kabupaten Lebong, Drs. Fahrurrozi, M.Pd, menyampaikan upaya penurunan stunting ini harus melibatkan banyak sektor. 

Karena itu, ia pun mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam penurunan angka stunting ini.

"Masih ada waktu untuk menurunkan angka stunting di Lebong. Kami yakin ini bisa kita lakukan, asalkan dilaksanakan secara bersama-sama terutamanya pada desa yang menjadi lokus stunting," tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: