Kiprah Kakek Ashanty, Abdullah Siddik 'Anok Muara Aman Lebong' Untuk Indonesia

Kiprah Kakek Ashanty, Abdullah Siddik 'Anok Muara Aman Lebong' Untuk Indonesia

Kedekatan Prof. Dr. KH. Abdullah Siddik SH dengan Presiden RI, Ir. Soekarno.--Instagram @ashanty_ash dan @gangsar.id

Oleh Presiden Soekarno pada tahun 1948, Abdullah Siddik diangkat menjadi Pemimpin Sekretariat Komisaris Komisaris Pemerintahan Pusat di Bukittinggi.

Sejak tahun 1950-1960, kakek dari Gangsar Sambodo dan Ashanty ini menjalani karir sebagai sebagai Diplomat masa pemerintahan Soekarno di Departemen Luar Negeri dimulai dari Kairo Mesir, Manila Filipina.

Duta Besar Luar Biasa dan Menteri berkuasa penuh di Bangkok Thailand memimpin Delegasi Indonesia pada Konperensi UNECAFE (United Nations Economic Commission for Asia and Far East). Kemudian, menjadi Duta Besar Indonesia di Rangon Burma.

"Setelah itu, kembali ke Indonesia dan menjadi salah satu pendiri sekaligus Rektor di Universitas Ibnu Khaldun Bogor," cerita Gangsar dalam caption instagram pribadi miliknya.

Beberapa buku karya Prof. Dr. KH. Abdullah Siddik, SH ini diantaranya Hukum Adat Rejang Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1980, Sejarah Bengkulu 1600-1990 Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1996.

Selanjutnya, Hukum Perkawinan Islam Penerbit Tintamas, Jakarta, 1968, Inti Dasar Hukum Dasar Islam Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1993, Islam dan Ilmu Pengetahuan Penerbit Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1976 dan karya-karya lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: instagram @ashanty_ash dan @gangsar.id