Pengembangan Pembangkit Listrik EBET Harus Untungkan Masyarakat

Pengembangan Pembangkit  Listrik EBET Harus Untungkan Masyarakat

Senator Muda Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief--

BENGKULU, RADARLEBONG.ID- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) mendorong agar seluruh pembangkit listrik tenaga diesel wajib diganti menjadi pembangkit listrik Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) paling lambat pada tahun 2024.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Komite II DPD RI, Hj Riri Damayanti John Latief, mengenai pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) EBET yang digelar institusinya bersama kementerian terkait, belum lama ini.

"DPD juga meminta agar pemerintah pusat menetapkan peta jalan pengembangan EBET yang mengacu pada kebijakan  energi  nasional  dan  dilakukan  untuk  jangka pendek, 

jangka  menengah,  dan  jangka  panjang  dengan tujuan  untuk  mendorong  sektor  transportasi,  industri dan peralatan rumah tangga yang masih berbasis bahan bakar  fosil  agar  beralih  secara  bertahap  ke  peralatan berbasis listrik sebagai upaya penurunan emisi karbon," kata Hj Riri Damayanti John Latief.

BACA JUGA:Senator Riri Sorot Kenaikan Kenaikan BBM Subsidi Bagi Masyarakat

BACA JUGA:Dorong Perbankan Beri Keringanan Pelaku UMKM Kredit Bermasalah

Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengungkapkan, masyarakat mesti diuntungkan dalam pengelolaan EBET tersebut dan berhak untuk berpartisipasi dengan memberikan masukan, mengajukan keberatan dan lain-lain.

"Masyarakat berhak memperoleh informasi-informasi penting berkaitan EBET ini, memperoleh  manfaat  atas  kegiatan pengusahaannya, serta memperoleh kesempatan kerja dari kegiatan penyelenggaraan EBET," tegas Hj Riri Damayanti John Latief.

Ketua DPD Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Kepahiang ini menjelaskan, pemerintah daerah juga mesti memberikan dukungan konkrit dalam pengembangan dan pengelolaan EBET di wilayahnya masing-masing.

"Salah satu dukungan penting yang dibutuhkan dari pemerintah daerah adalah pencegahan dan penanggulangan, pencemaran, serta pemulihan atas terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Misalnya jangan sampai di kemudian hari malah mengakibatkan banjir dan longsor ,” papar Hj Riri Damayanti John Latief.

Perempuan yang digelari Anak Suku Adat Tiang Empat dari Masyarakat Adat Pematang Tigo ini menambahkan, ia memastikan EBET mengakomodir seluruh masukan terutama agar bagaimana upaya untuk mempercepat transisi energi dan kemudahan bagi komsumen pengguna energi terbarukan secara murah dan terjangkau.

“Hari ini harga BBM banyak dikeluhkan masyarakat. EBET harus hadir memberikan solusi. Pemerintah nggak perlu pelit dengan subsidi. Jangan sampai nanti EBET ini malah dibajak para pedagang energi fosil yang berupaya untuk mengeruk keuntungan besar atas nama penyelamatan terhadap perubahan iklim,” demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: