Generasi Muda Jadikan Konten TikTok Sebagai Standar Kehidupan, Periksa Diri
Generasi Muda Jadikan Konten TikTok Sebagai Standar Kehidupan-foto:tangkapan layar-
Termasuk juga konten berkaitan dengan psikologi yang sedang ramai dan banyak mendapatkan umpan balik.
Banyak dikemas berdasarkan hasil membaca singkat tanpa mendalani ilmu tersebut secara khusus.
Lalu disampaikan dengan dalih edukasi kesehatan mental. Dan mengafirmasi berbagai perasaan tidak menyenangkan yang banyak dialami kemudian dikaitkan dengan diagnosis dalam ilmu psikologi.
Karena banyak yang merasa ‘relate’ akhirnya membenarkan konten tersebut secara mentah-mentah, tanpa menganalisis isi konten.
Padahal konten disajikan dengan sangat singkat dan tidak memiliki rujukan ilmiah.
Ayunda menyayangkan banyaknya konten sejenis itu yang diproduksi oleh kreator yang tidak paham.
Sehingga informasi yang disampaikan pun perlu diuji kembali kebenarannya.
Ia menilai penyebab generasi muda saat ini mudah terbawa arus informasi itu.
Sebab mayoritas dari mereka ingin serba instan, cepat, dan praktis. Padahal untuk melakukan diagnosis, tidak cukup hanya melalui konten semenit.
Ayunda mengimbau untuk tidak mudah percaya pada konten yang hanya satu menit untuk mengetahui kondisi diri sendiri.
Agar tidak menjadi self diagnose dan berujung tidak mendapat penanganan yang sesuai.
Ayunda bilang, generasi muda harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Terutama merespons konten. Jika merasa memang mengalami gangguan, lebih baik datang kepada ahlinya, yakni ke layanan psikolog.
Selain itu, berbagai hal yang ditampilkan di media sosial tidak selamanya benar dan sesuai dengan realitas yang ada. Mengingat kehidupan, masing-masing orang tidak ada yang sama.
Ayunda menyarankan agar para generasi muda, mengikuti konten kreator atau influencer yang benar-benar mengedukasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: