Waspadai Penyakit Trigeminal Neuralgia, Nyeri Berbahaya di Wajah

Waspadai Penyakit Trigeminal Neuralgia, Nyeri Berbahaya di Wajah

Waspadai Penyakit Trigeminal Neuralgia-tangkapan layar-

RADARLEBONG.ID-  Jumlah penderita trigeminal neuralgia diperkirakan bakal meningkat dari tahun ke tahun.

Kondisi tersebut lebih sering dialami oleh wanita dan orang yang berusia lebih dari 40 tahun.

Trigeminal neuralgia yakni kondisi yang menyebabkan nyeri hebat pada satu sisi wajah, rasanya bisa mirip dengan sengatan listrik, tersayat-sayat ataupun panas terbakar.

Dalam rangka memperingati Trigeminal Neuralgia Awareness Day, dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, SubSp. N-Func (K) dari RS Pusat Otak Nasional memberikan edukasi terkait penyakit tersebut.

BACA JUGA:Khasiat Teh Serai, Mampu Atasi Tekanan Darah Tinggi Yang Berbahaya Bagi Kesehatan

Dokter Mustaqim Prasetya menjelaskan orang dengan trigeminal neuralgia awalnya biasanya mengalami episode nyeri yang singkat dan ringan.

"Namun, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan serangan nyeri hebat yang lebih sering terjadi serta waktu menetapnya nyeri lebih lama," kata Dokter Mustaqim Prasetya saat ditemui di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta belum lama ini.

Pria yang akrab disapa Dokter Tyo itu menjelaskan, nyeri yang dirasakan penderita trigeminal neuralgia bisa berlansung lama dan dianggap paling kronis dibanding penyakit lainnya.

Menurutnya, kondisi itu sangat memengaruhi saraf trigeminal yang membawa sinyal dari wajah ke otak.

Kegiatan sehari-hari seperti berbicara, makan, minum, menggosok gigi, bahkan sentuhan ringan, seperti terkena angin sepoi-sepoi, cuci muka atau memakai riasan dapat memicu munculnya nyeri hebat.

“Nyeri ini sangat intens sehingga saat pasien diminta mengukur dengan skala nyeri 1 hingga 10, trigeminal neuralgia mencapai skala 11 bahkan lebih," beber Dokter Tyo.

"Nyeri datang tiba-tiba dan menyambar seperti kilat, seolah-olah ada sambaran listrik di wajah," imbuhnya.

Dokter Tyo menerangkan bahwa trigeminal neuralgia sering kali tidak langsung terdeteksi.

Kondisi itu kerap dikaitkan dengan masalah saraf gigi, sehingga pasien biasanya sudah menggunakan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: