Lebih dari Sekadar Camilan, Kerupuk Simbol Perayaan dan Warisan Budaya Nusantara

Lebih dari Sekadar Camilan, Kerupuk Simbol Perayaan dan Warisan Budaya Nusantara

Lebih dari Sekadar Camilan, Kerupuk Simbol Perayaan dan Warisan Budaya Nusantara--Ilustrasi

RADARLEBONG.ID - Di balik kelezatannya yang renyah dan gurih, kerupuk menyimpan sejarah panjang yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia.

Lebih dari sekadar camilan pendamping, kerupuk telah menjadi simbol perayaan, tradisi, dan bahkan keprihatinan dalam perjalanan bangsa.

Menelusuri Sejarah Kerupuk

Sejarah mencatat bahwa kerupuk telah menjadi makanan pendamping sejak zaman dahulu.

Naskah Jawa kuno sebelum abad ke-10 Masehi telah mencatat keberadaan kerupuk, dengan salah satu jenis tertuanya adalah kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Seiring perkembangan zaman dan langkanya bahan baku, muncullah inovasi kerupuk Aci di abad ke-19.

Kerupuk Aci yang terbuat dari singkong menjadi solusi di tengah melimpahnya hasil panen singkong di Jawa.

Singkong menjadi komoditas pangan utama, dan kerupuk Aci menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat.

BACA JUGA:Makna di Balik 7 Tradisi Unik Lebaran di Indonesia

Kerupuk dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada masa kekurangan pangan, kerupuk menjadi alternatif utama sebagai lauk.

Tepung singkong diolah menjadi kerupuk yang kemudian digoreng.

Masyarakat yang kurang mampu hanya bisa mengandalkan kerupuk sebagai sumber nutrisi utama.

Di Bali, kerupuk memiliki makna sosial yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: