Bikin Merinding! Lagu 'Lalan Belek' Suku Rejang Bengkulu Ternyata Kisah Bidadari Kayangan
Lagu Rejang Lalan Belek menceritakan kerinduan Sang Ibu akan anak gadisnya yang merantau tak pulang pulang.--
Betapa kerinduan sang ibu sampai dia merintih kesakitan.
Tiap hari sang ibu menantikan kedatangan Lalan di depan gubuknya, tapi Lalan tak kunjung datang menjenguk juga.
Suatu pagi yang tiada cerah-cerahnya bagi sang ibu,seperti biasanya dia tetap menanti Lalan di depan gubuknya sambil merintih menahan sakit karena kerinduan kepada anaknya.
Sang ibu terus saja menunggu dan dia merintih menyanyikan suatu lagu yang menginginkan Lalan pulang. Oi Lalan pulang… oi lalan pulang, lalan pulang Oi Lalan pulang.
Tak tahan mendengar rintihan lagu ibunya. Lalan segera turun ke bumi. Tampak dari atas langit, si Lalan turun dari kahyangan bersama dewi-dewi yang cantik-cantik.
Sang ibu sangat kaget karena melihat Lalan anaknya menjadi seorang dewi, sehingga dia berpikir bahwa Lalan telah mati dan menjadi seorang dewi.
Dengan melihat si Lalan, kerinduan sang ibu telah terobati. Sang ibu tersungkur di depan gubuknya. Kemudian dia mati dengan tersenyum tapi meneteskan air matanya.
Konon, air mata sang ibu terus saja mengalir di depan gubuknya sampai menggenang dan menjadi sungai. Yang sekarang menjadi sungai Putih.
Sampai sekarang oleh masyarakat suku Rejang, sungai Putih dianggap keramat. Masyarakat suku Rejang percaya bahwa Lalan yang telah menjadi dewi tersebut masih sering turun ke sungai Putih untuk mandi di air mata ibunya itu.
Lalan tidak bisa kembali ke kayangan karena pakaiannya ada yang mencuri.
Sejak saat itu, Lalan menjadi manusia penghuni bumi.
Diceritakan Lalan menikah dengan Bujang Mengkurung tanpa mengetahui bahwa pemuda itulah yang mencuri pakaian kayangannya.
Dalam lirik "Lalan Belek" disebutkan bilei iyo ite betemeu nang au, nemen sebilei ite becei ite becei (hari ini kita bertemu, besok lusa kita bercerai.)
Perpisahan itu terjadi ketika Lalan menemukan pakaian kayangannya disimpan di langit-langit rumah. Ia kemudian ke kayangan membawa serta anaknya.
Sementara Bujang Mengkurung si suami tak bisa berbuat apa-apa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: