Serang Satu Keluarga di Muko-muko, Teror DBD di Lebong Juga Harus Diwaspadai

Serang Satu Keluarga di Muko-muko, Teror DBD di Lebong Juga Harus Diwaspadai

Fogging: Petugas P2P Dinkes Lebong ketika melakukan fogging pengasapan nyamuk DBD di wilayah kasus. -foto :dok-

RADARLEBONG.ID - Belum lama ini, Provinsi Bengkulu digegerkan akan dugaan meninggal dunianya satu keluarga di Kabupaten Muko-muko akibat serangan Demam Berdarah Dangue(DBD).

Kejadian tersebut, hendaknya menjadi perhatian serius oleh seluruh pihak. Tak terkecuali untuk di Kabupaten Lebong.

Terlebih, DBD tampaknya mulai mengancam warga dengan adanya penambahan kasus DBD hampir setiap bulannya selama rentang tahun 2023 dengan 29 kasus dari Januari hingga Juli.

Bahkan di prediksi jumlah penderita akan kembali meningkat, terlebih mengingat kondisi cuaca saat ini tidak menentu. 

BACA JUGA:Jangan Sepelekan Demam Tinggi, Bisa jadi DBD? Kenali Gejalanya

BACA JUGA:Kasus DBD Jangkit 15 Warga Lebong, Tapi Belum Ditemukan Meninggal Dunia

Tingginya jumlah kasus DBD di Kabupaten Lebong membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong terus melakukan sosialisasi dan penyemprotan di daerah endemik DBD.

Di samping itu masyarakat diminta serius untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing. 

Kepala Dinkes Lebong, Rahman, SKM melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Febria Mandeka, SKM menyampaikan jika pihaknya terus melakukan sosialisasi terhadap bahaya penyakit DBD.

Tingginya jumlah kasus DBD ini masyarakat diminta proaktif untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui program 3M plus maupun gerakan jum’at bersih serta aksi pencegahan dengan memberikan bubuk abate. 

BACA JUGA:Tempo 2 Bulan, 10 Kasus DBD di Lebong

BACA JUGA:Waspada, Januari Diprediksi Puncak Kasus DBD di Lebong

"Kami minta masyarakat agar lebih proaktif untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing, terlebih kondisi cuaca yang tidak menentu berpotensi jumlah korban DBD akan terus bertambah," kata Febri sapaan akrabnya. 

Lebih jauh, dijelaskannya, bahwa fogging dilakukan setelah adanya warga atau korban yang positif terkena DBD. Selain itu fogging juga bukan merupakan solusi terbaik dalam memberantas nyamuk penyebab DBD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: