Sebagian Petani di Lebong Terlambat Turun Tanam, Gegara Apa?

Sebagian Petani di Lebong Terlambat Turun Tanam, Gegara Apa?

Petani di Lebong terima bantuan bibit padi dari Kementerian Pertanian.-foto dokumentasi-Radar Lebong

BINGIN KUNING, RADARLEBONG.ID - Sebagian petani di Desa Bungin, Lebong terlambat turun tanam lantaran minimnya pasokan air.

Gegaranya, irigasi sekunder Embong 3  yang putus akibat bencana beberapa waktu lalu, ternyata hingga saat ini belum kunjung dilakukan perbaikan oleh Pemkab Lebong.

"Benar, Irigasi Sekunder Embong 3 yang putus dengan panjang kurang lebih 20 meter beberapa waktu lalu belum diperbaiki. Kondisi ini membuat sebagian petani di desa Bungin mengalami keterlambatan turun tanam," ungkap Koordinator Penyuluh Bingin Kuning, Reti Puspita, SP kemarin.

Lebih jauh, kata Reti, wilayah Kecamatan Bingin Kuning merupakan salah satu target untuk menggerakan musim tanam dua kali setahun atau MT2.

BACA JUGA:Tidak Seluruh Kecamatan di Lebong Kecipratan Irigasi dan Bronjong

Untuk itulah, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perikan (Disperkan) Lebong agar permasalahan irigasi putus tersebut dapat segera dilakukan perbaikan.

"Kami, (Korlu,red) sudah berkoordinasi dengan Disperkan Lebong supaya dapat segera melakukan upaya perbaikan irigasi putus tersebut. Karena wilayah Bingin Kuning merupakan target untuk turun tanam MT2 tahun depan," tandasnya.

Pada tahun 2023, Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR-Hub Kabupaten Lebong akan kembali melaksanakan paket pembangunan infrastruktur berupa irigasi dan bronjong pengendali banjir.

Hanya saja, peruntukkannya tidak merata dinikmati 12 kecamatan se Lebong.Cuma beberapa kecamatan saja seperti Kecamatan Topos, Lebong Selatan, Bingin Kuning, Lebong Utara, Uram Jaya, Amen.  

BACA JUGA:Tak Tersentuh Perbaikan, Poktan Swadaya Perbaiki Irigasi

Kepala Dinas PUPR-Hub Lebong Joni Prawinata,SE, MM melalui Kabid SDA Dinas PUPR-Hub Lebong, Arman Yunizar, ST menjelaskan sebanyak 15 paket pembangunan infrastruktur kegiatan  peningkatan rehabilitasi jaringan irigasi dan kegiatan pembangunan turap beronjong pengendali banjir.

"Anggaran yang disiapkan sekitar Rp 10 miliar lebih untuk pembangunan fisik yang terbagi menjadi 15 paket kegiatan," katanya.

Lanjut Arman, dari jumlah paket kegiatan tersebut, beberapa diantaranya akan terlebih dahulu dilakukan proses lelang dan sistem Penunjukkan Langsung (PL).

"Kami mulai dari sekarang sudah mulai menyusun draf dan persiapan dokumen untuk dilimpahkan dilakukan proses lelang awal tahun mendataang, agar di awal tahun bisa diproses lelang," ungkapnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: