Kasus DBD di Bengkulu Utara Tahun 2022 Naik 150 Persen , Ini Gegaranya

Kasus DBD di Bengkulu Utara Tahun 2022 Naik 150 Persen , Ini Gegaranya

ilustrasi -tangkapan layar-

BENGKULU UTARA, RADARLEBONG.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), mengingatkan masyarakat untuk waspada akan penyakit Demam Berdarah (DBD).

Potensi kasus DBD dikhawatirkan bisa meningkat dalam kondisi kemarau basah yang terjadi saat ini.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Kepala Dinkes BU Syamsul Maarif SKM MKes melalui Kabid P2P Ujang Ismail SKM MPH, yang mengatakan

"Ini dapat kita lihat dari, kasus DBD hingga saat ini sudah terdapat 200 kasus. Yang mana, lonjakan kasus tersebut terjadi pada bulan Juli hingga September ini," ujarnya.

BACA JUGA:Selain DBD, Waspada Diare di Musim Penghujan

Ujang juga menjelaskan, naiknya lonjakan kasus DBD ini memang dipengaruhi oleh faktor cuaca saat ini yakni Kemarau Basah (kemarau tetapi masih turun hujan) menimbulkan genangan di tempat-tempat tertentu.

Genangan air bisa memicu berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti.

Hal ini lah yang membuat lonjakan kasus DBD di Kabupaten BU tahun ini cukup signifikan

"Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya kasus DBD mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal tersebut kerana dipicu oleh faktor cuaca saat ini yakni Kemarau Basah,"jelasnya.

BACA JUGA:DBD Nihil, Warga Mulai Sadar Arti Kebersihan Lingkungan

Ditambahkannya, bahwa kasus DBD ini meningkat sejak bulan Juli lalu hingga sekarang terdapat sudah ada 200 kasus yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten BU yakni Kecamatan Arga Makmur,.

Marga Sakti Sebelat, Putri Hijau, Hulu Palik, Arma Jaya dan Kerkap.

"Bila dibandingkan dengan tahun 2021 lalu yang hanya ada 59 kasus. Jadi kenaikan kasus DBD tahun ini kurang lebih sebanyak 150 persen. Kendati demikian hingga saat ini belum ada kasus meninggal dunia akibat DBD,"terangnya.

Terkait hal tersebut dirinya pun mengimbau kepada seluruh masyarakat, bahwa sebagai bentuk upaya pencegahan, maka masyarakat harus melakukan langkah-langkah pencegahan seperti menguras,

mengubur dan menutup (3M) serta membiasakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan masing-masing,.

Salah satunya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Jumantik dengan cara membersihkan saluran air dari sampah. Karena menurutnya, ini langkah praktis dilakukan mencegah penularan DBD, namun terkadang sering diabaikan.

"Ini lah cara praktis untuk pencegahan, namun masyarakat selalu abai akan hal ini. Karena mindset masyarakat penanganan dan pencegahan DBD hanya dengan fogging, ini salah. Maka dari itu kita sangat mengimbau masyarakat agar meneroaka hidup sehat dan terapkan 3 M,"pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: