Warga Talang Ginting Keluhkan Biaya Persalinan Jampersal

Warga Talang Ginting Keluhkan Biaya Persalinan Jampersal

BENGKULU UTARA - Ada yang menarik dari sosialisasi larangan melakukan persalinan menggunakan jasa dukun oleh Pemerintah Kecamatan Air Besi dan Puskesmas Dusun Curup belum lama ini.

Pada sosialisasi  terungkap jika masyarakat lebih memilih persalinan dengan dukun beranak daripada bidan, dengan alasan adanya dugaan pungutan oleh oknum bidan.

Salahsatu warga menyebutkan, pengecekan kandungan di posyandu dengan tarif sebesar Rp 25 ribu per pengecekan. Dan pembayaran uang penarikan tersebut, setelah warga bersalin dengan nominalnya bervariasi mulai dari Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.

"Makanya banyak warga  lebih memilih bersalin ke dukun karena biayanya yang murah. Maklum pak, kami ini kebanyakan bukan warga yang memiliki kekayaan. Karena, jika bersalin ke bidan atau puskesmas, kami membayar uang. Makanya, kami lebih memilih ke dukun saja," ujar Iche dan Kumis yang dibenarkan oleh warga lainnya.

Menanggapi hal ini, Camat Air Besi Novi maupun Kepala Puskesmas Dusun Curup dr. Sarizki yang terkejut dengan pengakuan warga tersebut. Kendati demikian, dalam pertemuan yang mengungkap adanya dugaan pungli pada program persalinan yang sejatinya di biayai oleh negara melalui program Jampersal tersebut. Oknum Bidan Me, tetap menepis jika mengambil uang untuk kebutuhan obat-obatan, yang memang sedang dalam kondisi kosong.

"Makanya, saya ambil uang itu, bukan pungutan. Tapi uang itu merupakan obat yang memang bukan tanggungan Jampersal," singkatnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Puskesmas Dusun Curup ditemui awak media usai sosialisasi, tidak menampik pungutan tersebut.

"Iya saya baru tau juga, adanya pungutan. Makanya ini akan kita luruskan dulu, karena program jampersal ini bebas biaya alias gratis. Jika pun ada pungutan, kita harus tau dulu itu uang apa," kata Zarizki.

Sarizki juga menjelaskan, terungkapnya adanya pungutan ini, cukup memberikan kejelasan alasan masyarakat khususnya di desa Talang Ginting ini masih mengikuti budaya lama, dalam persalinan yakni menggunakan dukun beranak.

Mengingat tingginya angka kematian ibu dan anak, belakangan ini. Sementara untuk di desa Talang Ginting ini, tercatat dalam tahun 2021 ini sudah ada 4 persalinan menggunakan jasa dukun beranak.

"Untuk itulah kami mensosialisasikan ini, karena pemerintah sudah ada program jampersal yang menggratiskan biaya ibu ibu melahirkan. Sehingga, warga tidak lagi perlu mengikuti budaya lama menggunakan dukun beranak," demikian Zarizki. (aer)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: