Harga Saprodi Bikin Geleng Geleng

Harga Saprodi Bikin Geleng Geleng

RadarLebong.com, AMEN - Tak hanya harga minyak goreng di pasaran yang bikin kaum emak-emak heboh lantaran harganya yang mahal. Namun, harga saprodi seperti racun rumput, pupuk non subsidi dan lainnya pun di pasaran bikin geleng-geleng/ Betapa tidak, harga yang dijual naik lebih dari 100 persen. Kontan saja, hal tersebut dikeluhkan oleh warga yang memiliki areal persawahan dan tidak masuk dalam kelompok tani. Seperti diungkapkan, Uda (40) warga Paymbik Kecamatan Amen yang mengaku jika harga pupuk urea  ukuran 50 kilogram, saat ini sudah mencapai Rp 600 ribu dari harga sebelumnya hanya Rp 280 ribu. "Kalau racun rumput itu, naik 2 kali lipat betul, dari sebelumnya bisa di dapat Rp 50 ribu per botol, sekarang sudah mencapai Rp 110 ribu," akunya. Selain itu, meski tidak terlalu sering digunakan, namun kenaikan racun rumput ini tentu harus jadi perhatian. Sebab, lanjut dia, untuk mengharap harganya turun, mungkin tidak akan sampai ke harga semula dari harga kenaikan. Alhasil, smabungnya, dengan harga pupuk non subsidi, khususnya urea yang melambung tinggi tersebut. Sehingga, dirinya tidak menggunakan pupuk urea, namun hanya menggunakan Ponska dan NPK saja. "Sebenarnya, urea itu hanya untuk penghijauan saja, bukan pengaruh pada produksi padi maupun ke batang padi, hanya penghijauan saja. Namun itu juga penting untuk laju produksi padi kita. Kalau Ponska itu campuran, namun persen-persennya sedikit," terangnya. Sementara itu, ditanyai perihal keanggotaan Poktan, diakuinya bahwa dirinya yang hanya petani penggarap, dan baru tahun kedua menggarap sawah padi. Untuk ikut keanggotaan poktan, dirinya tidak banyak mengenal tetangga bidang sawah. "Maklum saja, bukan kami tidak ingin bergabung di Poktan, namun kami ini perantauan. Jika masih diberi kesempatan oleh pemilik lahan di tahun selanjutnya nanti, kita sangat ingin bergabung di poktan," tutupnya. (pry)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: