Mobil Hybrid Irit Tapi Bikin Kantong Menjerit, Ini Fakta di Baliknya

RADARLEBONG.ID - Popularitas mobil hybrid di Indonesia terus meningkat seiring tuntutan efisiensi bahan bakar dan kepedulian terhadap lingkungan.

Namun, konsumen dihadapkan pada dilema: hemat di pom bensin, tapi boros saat servis dan beli unit.

Mobil hybrid kini menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin beralih dari kendaraan konvensional ke mobil listrik tanpa meninggalkan sepenuhnya mesin bensin.

Teknologi ini menggabungkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik, menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dan emisi yang lebih ramah lingkungan.

BACA JUGA: Mobil Listrik Xiaomi Kini Bisa Dikendalikan Lewat iPhone dan Apple Watch

Meski produsen mengakui keunggulan teknologi ini, fakta di lapangan menunjukkan masih ada sejumlah pertimbangan yang perlu diperhitungkan matang-matang oleh calon pembeli.

Salah satu hambatan utama konsumen dalam membeli mobil hybrid adalah harga jual yang lebih tinggi dibanding mobil konvensional.

Sebagai perbandingan, harga All New Kijang Innova Zenix V Hybrid di situs resmi Toyota mencapai Rp537 juta, sedangkan versi bensin Zenix V Gasoline hanya Rp482 juta.

Artinya, ada selisih sekitar Rp55 juta yang harus ditebus demi efisiensi bahan bakar dan teknologi ramah lingkungan.

Kelemahan lain yang harus diwaspadai adalah biaya penggantian baterai.

Baterai sebagai komponen utama pada mobil hybrid memiliki umur pakai tertentu dan biaya penggantiannya tergolong tinggi.

Dalam unggahan akun X @SumandoGaek, harga baterai Kijang Innova Zenix hybrid disebut mencapai Rp48 juta.

Bandingkan dengan baterai mobil konvensional seperti Pajero Sport yang hanya berkisar Rp1,7 juta.

Masalah lain muncul dari keterbatasan bengkel yang mampu menangani teknologi hybrid di berbagai daerah.

Hal ini bisa menambah kendala teknis dan finansial ketika terjadi kerusakan.

Dari sisi performa, beberapa model hybrid dinilai kurang memuaskan bagi pengendara yang mencari sensasi berkendara agresif.

Sumber: