RADARLEBONG.ID - Buah memang sudah diketahui sebagai sumber nutrisi dan baik untuk metabolisme tubuh manusia.
Maka dari itu, tak mengherankan bila buah sering dijadikan menu diet, makanan saat pemulihan dari penyakit, bahkan untuk memperbaiki kesehatan kulit.
Namun, apakah kualitas buah asli masih sama jika diproses menjadi jus?
Banyak perdebatan yang mengatakan bahwa jus akan mengurangi kandungan nutrisi buah itu sendiri, bahkan lebih meningkatkan gula darah daripada buah asli.
BACA JUGA:5 Tanda Kolesterol Tinggi Pada Perempuan Jarang Disadari, Apa Saja?
Padahal, jus buah masih menjadi olahan yang umum dikonsumsi masyarakat. Kira-kira, mana yang benar, ya ?
Yuk, simak penjelasannya berdasarkan laman News Medical dan Cleveland Clinic!
1. Jus Menghilangkan Kandungan Serat dalam Buah
Jika pernah memperhatikan, juicer terkadang menyisakan bulir-bulir yang biasanya kita buang setelah selesai membuat jus.
Nah, bulir-bulir tersebut sebenarnya letak serat buah berada. Padahal, serat ini yang membantu penyerapan gula pada tubuh saat memakan buah asli.
Tubuh kita tidak mencerna serat, sehingga sebagian besar kandungan gula dalam buah tidak diserap.
Ketika serat dalam jus hilang, maka kadar gula yang diserap tubuh menjadi lebih banyak ketimbang memakan buah asli.
Kurangnya serat juga membuat kita mudah lapar dan ujung-ujungnya meningkatkan porsi makan.
2. Jus Diserap dengan Cepat dalam Tubuh
Segala cairan tentunya lebih cepat diserap dalam tubuh. Jadi, jus buah dapat menyebabkan kadar glukosa dan kadar insulin melonjak lebih cepat
dibandingkan buah utuh.
3. Jus Memiliki Indeks Glikemik Lebih Tinggi daripada Buah
Menurut studi dari The Nurses’ Health Study and Health Professionals, buah hanya menambah 1/10 dari total indeks glikemik dalam tubuh, seperti contohnya pisang (3-4 persen), apel (2 persen), dan anggur (1 persen).
Sedangkan, jus jeruk bisa menyumbang sebanyak 13,4 gram indeks glikemik, dibandingkan buah jeruknya sendiri yang hanya sebesar 6,2 gram.
4. Jus Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2