RADARLEBONG.ID - Banyak orang sering makan gorengan untuk membatalkan puasa. Tak heran, bakwan, pisang goreng, tahu isi, risol, hingga tempe selalu laris di tukang gorengan.
Sebenarnya, mengonsumsi gorengan untuk berbuka puasa atau sahur tak ada salahnya.
Namun, porsi dan kebiasaan makan gorengan saat bulan puasa harus dikendalikan.
Sebab, mengonsumsi terlalu banyak gorengan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
BACA JUGA:Resep Cumi Goreng ala Restoran Gurih Renyahnya Nagih
Berikut risiko kesehatan yang mengintai bila terlalu banyak dan sering makan gorengan untuk berbuka puasa.
1. Obesitas
Makanan yang melalui proses penggorengan cenderung mengandung kalori dan lemak yang tinggi.
Sebab, makanan yang digoreng akan kehilangan kadar air yang terkandung di dalamnya dan menyerap lemak berlebih.
Akibatnya, makanan tersebut akan memiliki kadar lemak yang tinggi. "Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang akan mengandung 93 kalori dan 0.13 gram lemak, sedangkan pada 100 gram kentang yang digoreng akan mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak," papar dokter spesialis gizi klinik dari Eka Hospital Cibubur, dr. Imelda Goretti melalui keterangannya.
2. Kanker
Imelda mengatakan, makanan yang digoreng berpotensi tinggi menghasilkan zat akrilamida.
Akrilamida adalah senyawa berbahaya yang timbul jika makanan digoreng terlalu lama dalam minyak.
"Diketahui, [zat akrilamida] merupakan zat beracun penyebab kanker yang terbentuk dalam makanan selama proses memasak suhu tinggi, seperti menggoreng," jelas dr. Imelda.
Ia menjelaskan, zat akrilamida adalah reaksi kimia dari gula dan asam amino yang disebut asparagine.