Jika mereka melebihi angka tersebut dan disertai gejala lainnya seperti tekstur feses yang lembek dan encer, dehidrasi, dan nyeri perut, demikian dapat dikategorikan sebagai diare.
2. Penyakit kulit
Bencana alam seperti banjir dan tsunami membuat korban sangat rentan terhadap penyakit kulit.
Komponen-komponen lingkungan seperti air pembuangan, zat kimia, dan tanah kotor dapat tercampur bisa membawa kuman dan bakteri.
Apabila manusia melakukan kontak dengan air yang tercemar, bakteri dapat masuk ke dalam kulit.
Contoh penyakit kulit yang sering terjadi adalah kutu air, dermatitis kontak, dan eksim.
Bagi pengidap, gejala yang dapat muncul berupa kulit yang gatal-gatal, kemerahan, hiperpigmentasi, dan pembengkakan.
Menjaga kebersihan dan obat-obatan ringan dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Tetapi, disarankan untuk konsultasi kepada dokter apabila gejala terasa cukup menganggu.
Selain itu, perawatan medis juga perlu diberikan apabila pengidap mengalami demam dan sulit bernafas.
3. Demam tifoid
Demam tifoid atau tifus merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi pada korban bencana alam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang masuk ke dalam makanan dan minuman.
Jika dicerna, bakteri ini dapat menyebar ke aliran darah dan pencernaan manusia. Demam thypoid dapat berdampak fatal dalam sebagian kasus.
4. Masalah gizi
Terdapat penelitian yang menjelaskan, bahwa balita memiliki risiko kematian 2 hingga 3 kali lebih besar yang hidup dalam pengungsian korban bencana, terutama usia 0 – 6 bulan bila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.