RADARLEBONG.ID - Aplikasi layanan ride-hailing Grab terancam diboikot oleh penggunanya setelah istri salah satu pendirinya, Chloe Tong, diduga mendukung Israel.
Hal ini terjadi setelah Chloe membagikan pengalaman kunjungannya ke Israel melalui Instagram Story.
Dalam unggahannya, Chloe mengungkapkan betapa dia sangat menikmati perjalanan tersebut dan mengapresiasi segala hal yang dia temui di sana.
Sayangnya, bagi sebagian netizen, ini diartikan sebagai dukungan terhadap Israel, yang sedang mengalami konflik dengan Palestina.
Reaksi pertama terhadap kontroversi ini muncul ketika seorang pengguna Twitter membagikan tangkapan layar unggahan Chloe.
BACA JUGA:Anwar El Ghazi Dipecat Mainz karena Dukung Palestina, Ini Alasannya
Pengguna Twitter tersebut menuduh bahwa Grab mendukung Israel dan menyerukan masyarakat untuk memboikot perusahaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, unggahan Twitter ini telah dihapus, namun kontroversi tetap berkembang.
Dalam menjawab kontroversi ini, Grab mengambil langkah untuk memberikan klarifikasi melalui tangkapan layar yang mereka bagikan.
Grab menegaskan bahwa mereka berdiri di sisi kemanusiaan dan sangat mengharapkan perdamaian.
Sebagai peserta United Nations Global Compact (UNGC), Grab mengikuti prinsip-prinsip yang diusung oleh UNGC dan menghormati hak asasi manusia.
Mereka menegaskan bahwa mereka tidak mendukung segala bentuk kekerasan.
BACA JUGA:Semangka Palestina: Simbol Perlawanan yang Tak Terpadamkan
Klarifikasi Grab tersebut tidak sepenuhnya meredakan kontroversi. Beberapa netizen masih tidak yakin apakah Grab benar-benar tidak mendukung Israel.
Hal ini membuat Grab terancam kehilangan pengguna, terutama dari kalangan Muslim yang anti-Israel.