3. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Ada di urutan ketiga, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menyumbang 6% penyebab kematian atau sekitar 3,23 juta jiwa pada 2019 di dunia.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, 70% kasus PPOK terjadi akibat merokok. Sementara di negara berpenghasilan rendah-sedang, merokok menyumbang 30—40% kasus.
Jika dibiarkan, penyakit yang menyebabkan penghambatan aliran udara ini bisa memunculkan sejumlah komplikasi serius, seperti depresi, serangan jantung, hingga kematian.
4. Infeksi saluran pernapasan bawah
Infeksi saluran pernapasan bawah, seperti bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia, menjadi penyakit mematikan nomor empat di dunia.
Meski jumlah kasusnya menurun sejak tahun 2000, infeksi saluran pernapasan bawah masih menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia.
Terjadi karena infeksi bakteri atau virus, infeksi saluran pernapasan bawah sering menimbulkan batuk yang parah, demam, hingga kesulitan bernapas.
5. Kondisi neonatal
Jumlah kematian akibat kondisi neonatal (bayi baru lahir) pada 2019 memang menurun sekitar 1,2 juta dibandingkan tahun 2000.
Namun, kondisi ini tetap menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dengan menempati urutan kelima.
Adapun kelahiran prematur, cacat lahir, infeksi, serta asfiksia (bayi tidak mendapatkan cukup oksigen sebelum atau selama kelahiran) menjadi penyebab utama kematian pada neonatal.
6. Kanker paru
Berkebalikan dengan fakta di atas, kematian akibat kanker pada trakea, bronkus, dan paru-paru justru meningkat dari 1,2 juta menjadi 1,8 juta jiwa pada 2019.
Jenis kanker ini pun menempati urutan ke-6 sebagai penyakit mematikan di dunia menurut WHO.
Kanker paru mungkin menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit pernapasan lainnya, seperti batuk, sesak napas, hingga nyeri dada.