Atas kondisi itu, para supir travel berharap ke depan pemerintah kabupaten (Pemkab) Lebong ada solusi untuk
mengatasi hal tersebut, terlebih bisa meninjau kembali nasib para sopir travel di wilayah Lebong.
"Anggap saja Rp. 120 ribu. Belum dipotong minyak dan lainnya. Belum lagi memperbaiki dan melakukan perawatan
mobil. Ini penting, supaya tercipta persaingan yang sehat.
Apalagi kan tahu sendiri, keberadaan travel bukan baru di Lebong, melainkan saya sendiri sudah merintis ini sejak
2012 lalu," demikianya.