Kiprah Kakek Ashanty, Abdullah Siddik 'Anok Muara Aman Lebong' Untuk Indonesia

Rabu 09-11-2022,06:00 WIB
Reporter : Redaksi Radar Lebong
Editor : Redaksi Radar Lebong

LEBONG, RADARLEBONG.ID -  Sebagian masyarakat Kabupaten Lebong mungkin hanya mengenal Prof Dr KH Abdullah Siddik SH sebagai penulis buku Hukum Adat Rejang yang sampai saat ini masih acuan penulisan karya ilmiah di Provinsi Bengkulu.

Namun, siapa yang menyangka jika 'Anok (Anak) Muara Aman Lebong' KH Abdullah Siddik ini, yang merupakan kakek artis papan atas Ashanty Siddik Hasnoputro, memiliki peran penting untuk bangsa Indonesia pada era pemerintahan Presiden Pertama RI Ir. Soekarno.

Dilansir dari akun instagram milik Gangsar Sambodo @gangsar.id (kakak artis Ashanty), terungkap bagaimana kiprah dan kedekatan Abdullah Siddik Anok Muara Aman Lebong ini dalam pemerintahan era Presiden Soekarno kala itu.

Sebagai Diplomat, Abdullah Siddik tidak hanya menemani Presiden Soekarno dalam berbagai kegiatan kenegaraan saja, namun Ia juga pernah bertemu langsung dengan mantan Presiden Amerika Serikat Richard Milhous Nixon. Termasuk juga menemani Presiden RI yang pertama itu ketika berada di meja kerjanya.

BACA JUGA:Istri Anang, Ashanty Ternyata Cucu dari Tokoh Kelahiran Muara Aman Lebong


Abdullah Siddik menemani Presiden RI, Soekarno dalam kegiatan kenegaraan dan bertemu Presiden USA.--instagram @gangsar.id

"My Grandfather Prof Dr KH Abdullah Siddik SH (On the left side) with President Sukarno," tulis Gangsar dalam akun instagram miliknya.

Dalam unggahan @gangsar.id pada 17 Agustus 2020, Gangsar menceritakan Abdullah Siddik dilahirkan pada 13 Juni 1913 di Muara Aman, Lebong, Bengkulu.

Pada tahun 1938, Abdullah Siddik, menempuh pendidikan di Rechtshoogeschool Batavia (Sekarang Jakarta) yang merupakan perguruan tinggi hukum pertama dan lembaga pendidikan tinggi kedua di Hindia Belanda atau yang sejak tahun 1950 telah berganti nama menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Saat masih mahasiswa, kakeknya itu juga aktif di Jong Islamietan Bond bersama Kiyai Haji Agus Salim atau dikenal dengan julukan The Grand Old Man yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961.

Abdullah Siddik juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi seluruh Sumatera Selatan dan merangkap ketua Mahkamah Tentara untuk seluruh Sumatera, dengan Pangkat Kolonel.

"Sempat menjadi Residen diperbantukan kepada Gubernur Sumatera di Bukittinggi dan menjadi Rektor Akademi Pamongpraja dan Administrasi Bukittinggi 1947," terang Gangsar.

BACA JUGA:Ditunjuk Sebagai Duta Pendidikan, Charly Van Houten Bakal Bangun Pendidikan Berbasis Kasih Sayang

Oleh Presiden Soekarno pada tahun 1948, Abdullah Siddik diangkat menjadi Pemimpin Sekretariat Komisaris Komisaris Pemerintahan Pusat di Bukittinggi.

Kategori :