Hati-Hati Skema Penipuan dengan Target Bisnis di Media Sosial

Penipuan dengan Target Bisnis di Media Sosial-foto:tangkapan layar-
RADARLEBONG.ID - Pakar Kaspersky mengungkap penipuan phishing baru yang menargetkan bisnis mempromosikan halaman mereka di Facebook.
Penipu mengirim email yang diduga atas nama Meta for Business, yakni platform Facebook untuk bisnis, dengan klaim bahwa halaman pengguna berisi konten terlarang.
Email tersebut menyarankan pengguna memberikan penjelasan agar akun, dan halaman mereka dapat dibuka blokirnya.
Tujuan utama penyerang kemungkinan besar ialah untuk mendapatkan akses ke akun bisnis pengguna.
BACA JUGA:Ini Cara yang Tepat Menjaga Stamina Pria Menurut Dokter
Data anonim Kaspersky menunjukkan bahwa email semacam itu mulai menjangkau pengguna pada 14 Desember, dengan keluhan yang datang dari berbagai organisasi di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Pasifik.
Dengan memeriksa kolom "From" di email tersebut, dapat dilihat bahwa domain tersebut bukan milik Facebook.
Menurut data Kaspersky, email yang digunakan kampanye ini dikirim dari berbagai domain.
Tautan di email tersebut mengarahkan pengguna ke Facebook Messenger.
Di Messenger, akun yang mengaku sebagai tim dukungan Facebook tampak sah, sehingga menciptakan rasa percaya yang keliru.
Terdapat indikasi bahwa itu adalah halaman penggemar (fan page), tetapi menjadi tidak terperhatikan ketika berada di dalam situasi stres tinggi akibat tertuduh menyebarkan konten ilegal.
Skema itu menonjol karena kecanggihannya. Tidak seperti penipuan sebelumnya yang menuduh pengguna melakukan pelanggaran hak cipta dan mengarahkan mereka untuk menanggapi melalui email.
Pendekatan itu mensimulasikan komunikasi internal pada platform Facebook itu sendiri.
Manajer Grup Perlindungan Ancaman Email di Kaspersky Andrey Kovtun mengatakan pada 2025, pihaknya mengantisipasi peningkatan serangan yang memanfaatkan rekayasa sosial dan kepercayaan pengguna pada platform utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: