Waspadai Kelainan Skoliosis Pada Anak-Anak Karena Tidak Ada Gejala Kesakitan

Waspadai Kelainan Skoliosis Pada Anak-Anak Karena Tidak Ada Gejala Kesakitan

Waspadai Kelainan Skoliosis Pada Anak-Anak-foto :tangkapan layar-

1. Skoliosis Idiopatik

Skoliosis idiopatik berkembang pada awal masa remaja, atau sekitar usia 10 tahun.

Penyebab skoliosis ini tidak diketahui. Semakin anak tumbuh, skoliosis bisa jadi semakin parah.

2. Skoliosis Kongenital

Pada skoliosis ini kelengkungan tulang belakang berkembang karena vertebra yang tidak berbentuk.

Diagnosis skoliosis kongenital bisa lebih cepat ditegakkan saat awal masa bayi jika ada tanda-tanda skoliosis sejak lahir.

3. Skoliosis Neuromuskular

Orang-orang dengan kondisi seperti cerebral palsy, spina bifida dan distrofi otot, otot sering lemah dan tidak seimbang, dapat berisiko menderita skoliosis.

Adapun cara untuk mengobati kelainan skoliosis ini dengan terapi bisa dilakukan untuk skoliosis yang ringan.

Biasanya terapi skoliosis disarankan untuk anak-anak karena tulang belakang masih bisa dibuat kembali lurus.

Terapi yang dilakukan bisa melalui gerakan atau penyangga tulang belakang untuk mencegah lengkungan bertambah parah.

Selain itu biasanya dokter akan menyarankan tindakan operasi untuk kasus skoliosis yang sudah parah.

Prosedur operasi yang dilakukan pun harus dilihat dari kondisi skoliosis yang ada pada pasien.

Operasi yang dilakukan bisa dengan penggabungan tulang belakang, operasi menghilangkan tekanan pada saraf, atau pengangkatan bantalan yang ada di tulang belakang.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: