PEREMPUAN TIANG NEGARA
FERRY BAILOVAN,S.E-Statisi Muda-Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebong
Tanggal 22 Desember, kita kembali memperingati Hari Ibu. Kita sering mendengar bahwa Ibu adalah tiang negara. Ibu yang melahirkan generasi penerus yang kelak menjadi pemimpin bangsa.
Pendidikan yang diajarkan seorang Ibu sangat menentukan bagi generasi yang akan datang.
Pendidikan atau pengajaran seorang Ibu yang baik, dipastikan baik juga keadaan negara dimasa yang akan datang. Dan Begitu pula sebaliknya. Jika pendidikan atau pengajaran ibu itu kurang baik, maka kurang baik pula keadaan negara dimasa yang akan datang.
Dalam proses pendidikan Anak, Ibu juga merupakan pihak yang paling dominan. Suara yang paling banyak di dengar oleh anak adalah suara ibunya dibandingkan dengan suara-suara yang lain.
BACA JUGA:Cerita Anak Muda Bengkulu: Satrio Dwi, Touring Pakai NMAX, Balap, Entrepreneur dan Dunia Hijrah
Pengaruh perkembangan Anak juga sangat ditentukan oleh kecerdasan seorang ibu, semakin cerdas seorang ibu dalam memahami perilaku anak sejak dini, maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap perkembangan anak mereka.
Oleh sebab itu, Ibu yang gesit dan lincah untuk terus belajar dan serta terus menerus mencari informasi yang dibutuhkan, dapat memaksimalkan peran parenting nya dan bisa maksimal anak untuk mencapai usia dewasa.
Tantangan peran ibu di era milenial saat ini jauh berbeda dengan peran ibu masa 10 (sepuluh) atau 20 (duapuluh) tahun yang lalu.
Zaman dahulu misalnya, jika seorang ibu membutuhkan informasi akan bertanya kepada yang lebih dituakan, dan Informasi yang didapatkan membutuhkan waktu yang cukup lama disebabkan harus mengunjunginya di tempat yang jauh.
BACA JUGA:Bharada Richard Eliezer dan Alasan Penghapus Pidana
Misalnya saja ingin mengetahui cara mengasuh baduta, balita, menu seimbang balita, tips anak agar tidak nakal, dan lain sebagainya. Sekarang zamannya sudah zaman gadget. Handphone, tablet, laptop, kamera, dan smartphone bisa didapatkan dimana-mana.
Sehingga jika ibu membutuhkan informasi yang dibutuhkan tidak perlu menungggu waktu lama. Benar sekali bahwa kekuatan ada dalam genggaman. Ibu bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan hanya tinggal mengklik saja. Tanpa ada batasan ruangan dan waktu.
Hari ini, Ibu di Indonesia sedang diperingati dengan ungkapan rasa sayang dan terima kasih, memuji ke-ibu-an mereka. Banyak kegiatan pada hari ini merupakan kado terindah, penyuntingan bunga, surprise party, aneka lomba masak dan berkebaya atau hanya sekedar membebaskan mereka dari rutinitas kerja domestik sehari-hari.
Namun disisi lain, Hari Ibu cukup terkontaminasi oleh adanya Mother’s Day yang diperingati di banyak negara, terutama di negara-negara barat seperti di Amerika Serikat.
Memang tidak ada yang salah dengan ungkapan seperti itu. Tidak ada salahnya pula mengucapkan terima kasih atas jasa dan jerih payah Ibu. Akan tetapi, jika menelisik sejarah terjadinya Hari Ibu di Indonesia, bukan itu esensinya. Esensinya adalah Hari Ibu itu adalah mengenang perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan dan pembangunaa bangsa Indonesia.
Bermacam-macam isu saat itu yang dipikirkan dan dikerjakan untuk persatuan perempuan Nusantara, keterlibatan perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan, ikut terlibat dalam berbagai aspek pembangunan,
menentang perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan balita, menghindari pernikahan usia dini bagi kaum perempuan, serbuan budaya konsumtif, permisif, pornografi ,kekerasan dalam rumah tangga, dan lain sebagainya.
Keterasingan dalam Realitas.
Kita tidak dapat memungkiri bahwa masih ada sisi gelap menyelimuti kaum perempuan. Berdasarkan data Komnas Perempuan 2019, kekerasan di ranah privat atau personal yang didapati oleh kaum perempuan khususnya pada hubungan masa pacaran meningkat sangat signifikan.
Terdapat sebanyak 2.073 kasus, dan menempati urutan kedua setelah kasus kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri yaitu 5.114 kasus. Jadi boleh dikata perempuan terasing dalam realita hidupnya. Kekerasan di ranah privat atau personal itu presentase tertinggi adalah kekerasan fisik,
kemudian kekerasan seksual, selanjutnya kekerasan psikis dan terakhir adalah kekerasan ekonomi.
Kita masih belum menyadari bahwa di Indonesia saat ini, terdapat ribuan kasus kekerasan dalam hubungan pada masa pacaran. Kekerasan dalam hubungan pacaran disebut dating violence, yaitu sisi gelap romantisme budaya pacaran.
The American Psychological Association mengatakan, dating violence merupakan kekerasan psikis, fisik yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam hubungan pacaran untuk memperoleh kontrol, kekuasaan dan kekuatan atas pasangan. Dengan memperoleh kekuasaan serta kontrol, pasangan akan menuruti semua yang dikatakan.
Oleh karena itu, untuk membangun peran perempuan perlu dikembangkan pemberdayaan dengan meningkatkan kualitas dan peran perempuan dalam segala aspek baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penciptaan situasi situasi yang kondusif sebagai motivator dan akselerasi proses pembangunan.
sebagaimana pandangan Karls (1995) memandang bahwa pemberdayaan kaum perempuan adalah proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (Capacity Building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan dalam membuat keputusan dan tindakan transformasi untuk menghasilkan persamaan derajat yang lebih baik antara perempuan dan kaum laki-laki.
Kerangka berpikir baru
Hal yang paling penting dalam pembangunan perempuan Indonesia adalah merekonstruksi pola pikir kaum perempuan itu sendiri. Untuk itu, pendidikan merupakan keniscayaan untuk mengembangkan pola pikir tersebut. Bagi perempuan, sekolah bukan sekedar untuk kebutuhan mencari kerja, melainkan juga untuk mengubah pola pikir dan melihat dunia dengan perspektif berbeda. Bagi perempuan dengan pendidikan dapat mencetak generasi yang lebih baik, bijak, berkualitas dan bermoral.
Disamping itu perempuan diberi ruang untuk dapat meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan menuju bangsa yang sejahtera dan penuh damai.
Oleh sebab itu perempuan harus ditingkatkan perannya melalui: pertama, ada upaya untuk mengintegrasikan kaum perempuan di berbagai bidang kehidupan,
tanpa mempersoalkan sebab-sebab mengapa perempuan dalam masyarakat bersifat inferior, sekunder, subordinat dari laki-laki. Indikator integrasi ini diukur dari pendidikan,hak-hak politik, kewarganegaraan dan lainnya.
Kedua, menempatkan perempuan sebagai pelaku penting dalam masyarakat sehingga posisi perempuan menjadi lebih baik.
Ketiga, menghilangkan konstruksi sosial yang membentuk persepsi perempuan rendah kedudukan dan statusnya. Keempat, memajukan dan mengembangkan kaum perempuan di segala bidang baik politik, ekonomi maupun sosial.
Termasuk memastikan bahwa tatanan kehidupan, UU, dan peraturan lainnya harus adil, tidak bias gender dan tidak diskriminatif.
Akhirnya, hari Ibu tidak sebatas seremonial belaka yang sarat ritual retorika yang terekspresi dalam janji yang menempatkan kaum perempuan sebagai insan yang turut berbicara dan berperan dalam membangun bangsa dan peradapan, namun minim implementasi.
Hari ini adalah hari dimana gagasan diperkuat dan menolak segala struktur dan budaya yang menyebabkan kaum perempuan termarjinalkan, tersuborinasi dan tertindas dalam peradapan bangsa.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Perempuan adalah tiang negara. Jika perempuan baik, negara itu akan baik secara penuh. Tetapi, jika perempuan rusak, negara itu akan rusak secara penuh pula”. SELAMAT HARI IBU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: