Nestapa Saryati, 3 Tahun Mengidap Tumor Ganas di Perut Berharap Sembuh, Kumpulkan Uang dari Kerja Serabutan

Nestapa Saryati, 3 Tahun Mengidap Tumor Ganas di Perut Berharap Sembuh, Kumpulkan Uang dari Kerja Serabutan

Saryati (42) warga Desa Ketenong Jaya Kecamatan Pinang Belapis ini hanya bisa terbaring di atas kasur dengan kondisi perut yang semakin membesar akibat mengidap tumor ganas di perutnya. Meski memiliki keinginan yang sangat besar untuk sembuh dari penyakitnya, namun Saryati dan keluarga hanya bisa pasrah karena kekurangan biaya untuk berobat. Suami Saryati yang hanya berprofesi sebagai pekerja serabutan ini memilih untuk berobat dengan bidan desa dan pengobatan tradisional karena tidak ada uang untuk berobat ke rumah sakit.

Trio Saputra - Pinang Belapis

Karis (56) suami dari Saryati ini menceritakan tumor yang dialami istrinya awalnya hanya berupa benjolan kecil di bagian perut. Saat itu, ia dan istrinya tidak terlalu mengiraukan benjolan itu karena menganggap benjolan biasa. Namun, lama-kelamaan benjolan yang ada di perut istrinya ini semakin membesar dan mulai membuat keluarganya cemas.

"Kita sudah pernah pergi ke rumah sakit untuk mengetahui benjolan apa yang dialami istri saya ini. Setelah diperiksa oleh dokter, diketahui jika istri saya mengidap tumor ganas di perut," kenangnya.

Karis pun mengajak istrinya pulang ke rumah sembari memikirkan cara untuk mengobati penyakit tumor ganas di perut. Namun apa daya, Karis dan Saryati yang hanya berprofesi sebagai pekerja serabutan ini akhirnya hanya bisa pasrah karena tidak memiliki uang untuk mengobati tumor ganas yang membuat perut istrinya semakin membesar.

"Belakangan ini istri saya terus mengeluhkan rasa sakit di bagian perutnya, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena untuk pengobatan medis ke rumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar. Dan kami hanya mampu berobat ke bidan desa dan menjalani pengobatan tradisional saja," ungkapnya.

Selama menjalani proses pengobatan, ia hanya menggunakan Jamkesda. Namun, saat ini BPJS Kesehatan sudah dalam proses pembuatan karena memang selama ini istrinya belum memiliki BPJS Kesehatan.

"Kami sangat ingin istri saya bisa sembuh kembali, tapi dengan kondisi ekonomi kami rasanya kami tidak mampu untuk membawanya berobat ke rumah sakit pak, karena butuh biaya yang sangat besar," tutupnya dengan raut wajah sendu. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: