Kersen: Tumbuhan Perintis dengan Manfaat Ekologis dan Khasiat Tradisional
Kersen: Tumbuhan Perintis dengan Manfaat Ekologis dan Khasiat Tradisional-foto:tangkapan layar-
Bunga kersen mekar saat fajar dan menguncup di sore hari serta hanya bertahan 1–2 hari. Bunga ini bersifat biseksual dengan variasi jumlah benang sari dan ukuran ovarium dalam satu pohon.
Lebah adalah penyerbuk utama, terutama lebah trigona tanpa sengat dan lebah madu Afrika. Aroma manis dari bunga membantu menarik berbagai polinator seperti kupu-kupu, semut, lalat, dan burung kolibri.
Pembentukan Buah dan Perkecambahan Biji
Buah matang terbentuk 40–60 hari setelah penyerbukan. Kandungan air dan karbohidrat meningkat saat buah memerah. Biji yang melewati saluran pencernaan burung dan kelelawar berkecambah lebih cepat karena proses penguraian alami di sistem pencernaan hewan tersebut.
Perkecambahan umumnya dimulai pada hari ke-6 hingga 7 dan berlanjut hingga 40 hari.
Nilai Manfaat dan Penggunaan Tradisional
Manfaat Tradisional di Berbagai Negara
Di banyak negara tropis, kersen memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional.
Peru: Bunga dan kulit batang digunakan sebagai antiseptik, daun direbus untuk mengatasi pembengkakan dan tukak lambung.
Kolombia: Teh bunga kersen dijadikan obat penenang.
Meksiko: Digunakan untuk mengobati campak, jerawat, dan sakit perut.
Filipina: Bunga dipakai untuk meredakan sakit kepala dan pilek, akar direbus untuk pelancar menstruasi.
Malaysia: Digunakan untuk mengobati luka, masuk angin, bisul, diare, dan berbagai gangguan kulit.
Buah kersen yang manis juga diolah menjadi selai, isi kue tart, anggur, hingga cuka. Daun dan batangnya tidak beracun sehingga aman dijadikan bahan sabun atau minyak untuk perawatan kulit.
Bukti Penelitian Modern
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

