Salah satu menu yang paling dicurigai adalah bakso, karena bahan makanan berbasis protein hewani dikenal lebih rentan terkontaminasi jika tidak disimpan atau diolah dengan cara higienis.
"Protein hewani seperti bakso sangat mudah tercemar jika tidak diolah dengan baik atau dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang. Ini yang menjadi dugaan awal kami," tambahnya.
Pasca kejadian, sampel makanan telah dikirim ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu untuk dilakukan uji laboratorium. Namun, hingga enam hari setelah insiden, hasil uji laboratorium tersebut belum diumumkan ke publik.
Kondisi ini memunculkan berbagai spekulasi di masyarakat, terutama di kalangan orang tua siswa yang khawatir terhadap program makan siang bergizi gratis.
Pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait saat ini masih menunggu hasil resmi BPOM untuk memastikan apakah MBG benar menjadi penyebab utama keracunan, atau ada faktor lain seperti penyimpanan, peralatan penyaji, maupun distribusi makanan yang berpotensi menjadi sumber kontaminasi.