UMKM dan Brand Lokal di Era E-Commerce: Temuan Strategis Riset Ipsos 2025

Kamis 17-07-2025,23:30 WIB

Jakarta,RADARLEBONG.ID– Industri e-commerce di Indonesia tengah memasuki babak baru persaingan. Bukan lagi semata-mata soal meraih dominasi pasar, kini para pelaku besar di sektor ini mulai beralih fokus ke strategi yang lebih berdampak, yakni pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta penguatan brand lokal.

Menurut data Kamar Dagang Indonesia (KADIN), UMKM  menyumbang lebih dari 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan sekitar  97% tenaga kerja nasional. [1] Di era digital, e-commerce menjadi gerbang utama mereka untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, hingga menjangkau konsumen global.

Berdasarkan riset terbaru E-Commerce Seller Satisfaction 2025 yang dirilis oleh Ipsos  Indonesia, perusahaan riset pasar terkemuka, mencoba menjawab pertanyaan besar itu:  platform e-commerce mana yang paling dipercaya, paling berdampak, dan paling efektif  dalam mendukung UMKM dan brand lokal di Indonesia? Temuan riset ini memberi gambaran  yang lebih jernih tentang lanskap kompetisi digital saat ini, sekaligus menyoroti platform  yang berhasil membangun koneksi kuat dengan pelaku usaha tanah air.

“Yang menarik adalah bagaimana tiap platform mulai berlomba bukan sekadar berebut  transaksi, tapi juga menunjukkan perannya dalam mendukung UMKM dan brand lokal untuk  tumbuh. Di situlah sisi paling menarik dari riset IPSOS kali ini: mengukur tingkat awareness  penjual, loyalitas terhadap platform, serta persepsi terhadap fitur dan kampanye yang  ditawarkan. Harapannya, hasil riset ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang  lanskap kompetisi e-commerce di Indonesia, termasuk kinerja dan persepsi terhadap pemain  utama seperti Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada.”— ujar Andi Sukma, Executive  Director Ipsos Indonesia.

Melalui riset yang melibatkan 350 responden UMKM dan brand lokal di seluruh Indonesia  dengan metode Online Panel, ditemukan mayoritas penjual (66%) menyebut Shopee  sebagai platform pertama yang terlintas dalam benak mereka (Top of Mind). Sementara,  sebanyak 70% penjual menjadikan Shopee sebagai platform utama yang paling sering  digunakan untuk menjalankan usaha mereka (Brand Used Most Often).

 

Namun, kekuatan sebuah platform sebagai mitra pilihan UMKM dan brand lokal tidak hanya  diukur dari seberapa dikenal atau sering digunakan, melainkan juga dari seberapa besar  loyalitas penggunanya. Hal ini terungkap dalam hasil Net Promoter Score (NPS). Sebesar 77% UMKM dan brand lokal merasa yakin untuk merekomendasikan Shopee kepada pelaku  usaha lainnya, diikuti Tiktok Shop 69%, sementara Tokopedia dan Lazada di 67%.

Melalui elemen di atas, preferensi pelaku UMKM dan brand lokal dalam memilih platform e commerce dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang relevan terhadap kebutuhan bisnis  mereka. Tiga alasan utama yang paling banyak disebutkan oleh responden dalam studi ini  adalah: memperluas jangkauan usaha (71%), praktis dan fleksibel (66%) yang  memungkinkan seller beroperasi dari mana saja. Serta faktor kemudahan akses dan proses  dalam marketplace (59%).

Ketika alasan-alasan ini dikonversi ke dalam praktik bisnis, terdapat tiga dampak yang paling  dirasakan UMKM dan brand lokal saat berjualan di marketplace: memasarkan produk secara  lebih luas (69%), meningkatkan jumlah konsumen (67%), dan meningkatkan keuntungan  (65%). Temuan ini menunjukkan bahwa e-commerce tidak hanya menjadi solusi digital,  tetapi juga motor penggerak pertumbuhan bisnis yang signifikan bagi UMKM dan brand lokal  di Indonesia.

Mengukur Kinerja E-Commerce

Bagi pelaku UMKM dan brand lokal, platform e-commerce bukan sekadar etalase berjualan,  ini adalah ruang hidup tempat mereka berkarya, menjangkau konsumen, membangun cerita,  dan menumbuhkan harapan. Di dalamnya, produk tak lagi sekadar komoditas, melainkan  representasi dari usaha, nilai, dan identitas yang dibangun. 

Menyusuri lanskap ini, kompetisi antar e-commerce tidak cukup diukur dari skala  popularitas, tetapi dari kemampuannya membangun ekosistem, sebuah sistem yang  dinamis, penuh interaksi, menghadirkan lalu lintas pengunjung yang relevan, serta  membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan. 

Berdasarkan hasil riset IPSOS, kembali mencatatkan posisi Shopee lebih unggul dalam tiga  persepsi kunci yang menjadi tolok ukur utama bagi UMKM dan brand lokal dalam memilih  platform e-commerce:

Sebagai platform menawarkan gratis ongkir paling banyak untuk pelanggan (67%) Sebagai platform dengan ragam kategori produk yang paling luas (66%)  Sebagai platform memberikan keuntungan atau laba bersih paling tinggi (63%) Data di atas, bahwa yang paling penting bukan sekadar pilihan platform, tetapi sejauh mana  platform tersebut benar-benar mendorong hasil nyata bagi pelaku usaha lewat ragam  program dan fitur yang dihadirkan. Dalam konteks ini, Shopee tampil lebih unggul diikuti TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada.

 

Hadirkan Kesempatan Tumbuh untuk UMKM dan Brand Lokal

Layaknya sebuah lomba maraton, tidak semua platform e-commerce melaju dengan  kecepatan yang sama. Setiap langkah ditentukan oleh strategi yang mereka hadirkan. Mulai  dari laman lokal yang relevan, program edukasi yang memberdayakan, fitur interaktif yang  mendorong visibilitas dan konversi, hingga kampanye tematik dan peluang ekspansi global.  Namun, dari semua inisiatif dan indikator tersebut, pertanyaannya tetap sama: siapa yang  benar-benar unggul dan konsisten membuka jalan bagi pelaku usaha lokal untuk tumbuh dan  berkembang?

 

●              Laman Khusus dan Program Edukasi

Jika dilihat dari laman kurasi produk lokal yang disuguhkan para pemain e commerce. Ibarat rumah yang berisikan cerita dari berbagai sudut negeri melalui  produk yang diciptakan dengan tangan, hati, dan kreativitas. Di antara empat  pemain, Shopee dinilai mayoritas UMKM dan brand lokal (56%) sebagai platform  paling konsisten menyediakan laman khusus lokal untuk mendorong pertumbuhan  bisnis, diikuti Tokopedia (20%), TikTok Shop (15%), dan Lazada (7%).

Mayoritas responden yang memilih Shopee juga menyebut fitur Shopee Pilih  Lokal yang paling dikenal dan berdampak dalam meningkatkan penjualan,  sekaligus ruang promosi yang lebih luas. Meski pemain lain seperti  Tokopedia dan TikTok Shop (Beli Lokal), dan Lazada (Hiperlokal), juga  menawarkan program serupa.

 

Lebih dari sekadar wadah berjualan, 57% juga memilih Shopee sebagai platform  yang paling aktif menghadirkan program edukasi dan pendampingan untuk UMKM  dan brand lokal, diikuti TikTok Shop (19%), Tokopedia (18%), dan Lazada (6%).  Seperti Kampus UMKM Shopee dan Program Bimbel Shopee, yang secara konsisten  menyediakan pusat edukasi bagi para pelaku usaha agar mampu tumbuh secara  mandiri dan berkelanjutan.

 

●              Efektivitas fitur live stream and video, & iklan

Dari sekadar melihat produk secara pasif hingga berkembang menjadi pengalaman  belanja yang lebih interaktif, imersif, dan informatif. Fitur seperti live streaming dan  video singkat kini memainkan peran strategis dalam menggerakkan keputusan  pembelian. Di tengah tren ini, Shopee kembali dianggap oleh mayoritas responden  (54%) sebagai e-commerce dengan fitur hiburan (live streaming/video pendek)  yang paling membantu penjualan, diikuti oleh TikTok Shop (29%), Tokopedia (11%),  dan Lazada (5%). 

Menariknya, di antara UMKM dan brand lokal yang menggunakan fitur  interaktif Shopee, mayoritas setuju Shopee Live dan Shopee Video  memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penjualan mereka.  Kehadiran fitur ini tidak hanya menjadi kanal promosi yang efektif, sekaligus  alat komunikasi yang membangun kepercayaan konsumen.

 

Jika fitur interaktif membangun kedekatan emosional antara penjual dan pembeli,  maka fitur iklan memungkinkan pelaku UMKM dan brand lokal menjangkau audiens lebih luas, dengan efisiensi biaya yang disesuaikan skala kebutuhan. Dalam konteks  ini, 62% responden menilai program iklan Shopee sebagai yang paling efektif dan  merasakan peningkatan penjualan signifikan selama periode iklan berlangsung.

 

●              Pengaruh program & kampanye tematik

Bagi pelaku usaha lokal, partisipasi kampanye berskala besar seperti Ramadan  menjadi salah satu momentum besar dalam perjalanan bisnis mereka. Dengan  tingginya intensitas belanja selama periode ini, para platform e-commerce pun  saling adu strategi lewat kampanye tematik yang kompetitif dan menarik, seperti  Shopee Big Ramadan Sale, Ramadan Ekstra Seru di TikTok Shop dan Tokopedia,  serta Ramadan Mega Sale Lazada. Untuk memahami sejauh mana efektivitas  masing-masing kampanye, hasil riset berikut ini mengungkapkan;

 

Brand

Tingkat Partisipasi Ramadan

Dampak Kampanye Ramadan

Shopee

94%

93%

Tiktok Shop

65%

77%

Tokopedia

54%

60%

Lazada

35%

48%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tingginya total persentase partisipasi menunjukkan bahwa banyak UMKM & Brand  Lokal yang mengikuti lebih dari satu kampanye lintas platform secara bersamaan,  memaksimalkan peluang dari berbagai kanal yang tersedia. Namun demikian,  kampanye Shopee Big Ramadan Sale menjadi yang paling banyak diikuti oleh UMKM  & brand lokal dan dinilai paling memberikan dampak nyata terhadap penjualan  selama periode promosi berlangsung.

 

●               Program Ekspor: Mendorong UMKM Menembus Pasar Global

Di sisi lain, ekspansi ke pasar global masih menjadi tantangan bagi UMKM & Brand Lokal. Keterbatasan logistik, minimnya pemahaman terhadap pasar luar negeri,  serta kurangnya pendampingan. Oleh karena itu, program ekspor yang diusung para  pemain e-commerce kini turut menjadi medan persaingan yang tak kalah mencuri  perhatian. Berdasarkan data, Shopee dianggap oleh mayoritas responden sebanyak  62%, sebagai e-commerce yang paling membantu UMKM menembus pasar global.  Diikuti pemain lainnya, Tokopedia (16%), TikTok Shop (15%), dan Lazada (6%).  Lebih dari itu, mayoritas UMKM dan brand lokal yang mengikuti program Shopee  Ekspor juga menyatakan dampak positif dari inisiatif tersebut terhadap  pertumbuhan bisnis.

Di tengah persaingan ketat industri e-commerce Tanah Air, Shopee dinilai sebagai salah satu platform yang paling berkontribusi terhadap kemajuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta merek lokal.

Penilaian ini disampaikan oleh Executive Director IPSOS Indonesia, Andi Sukma.

“Platform yang akan bertahan adalah mereka yang tidak hanya menyediakan etalase digital, tetapi membangun solusi, edukasi, dan ekspansi nyata,” — Andi Sukma, Executive Director IPSOS Indonesia



Kategori :