RADARLEBONG.ID - Di tengah euforia mobil listrik yang semakin massif didorong lewat insentif pemerintah dan kampanye ramah lingkungan, konsumen diminta untuk tidak tergesa-gesa membeli kendaraan berbasis baterai ini.
Seruan ini disampaikan oleh YouTuber otomotif Chris Delano melalui kanalnya, yang mengulas lima pertimbangan krusial dari sudut pandang konsumen.
Ia menekankan bahwa di balik citra “mobil masa depan”, terdapat sejumlah tantangan yang belum terselesaikan di Indonesia.
BACA JUGA: Riset Global Sebut BPA pada Galon Guna Ulang Picu Gangguan Hormon
1. Infrastruktur Pengisian Daya Masih Belum Merata
Chris mengungkapkan bahwa akses ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih sangat terbatas, terutama di luar Jakarta dan kota-kota besar.
Ia menambahkan bahwa antrean panjang dan kerusakan unit membuat pengguna harus menunggu berjam-jam.
Salah satu temannya bahkan mengantre hampir satu jam di rest area hanya untuk mengisi daya.
2. Harga Mobil Listrik Masih Mahal
Harga kendaraan listrik dinilai belum terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Beberapa model bahkan dijual lebih mahal dibandingkan harga di negara asalnya. “Mobil listrik masih menjadi barang mewah di Indonesia,” tegas Chris.
Ini menjadi ironi, mengingat tujuannya adalah menciptakan transportasi ramah lingkungan yang inklusif.
3. Nilai Jual Kembali Tak Menentu
Masalah lain adalah nilai jual kembali yang belum pasti.
Konsumen yang terbiasa berganti mobil setiap beberapa tahun berisiko mengalami kerugian.
“Harga bekas mobil listrik belum stabil karena teknologi yang terus berkembang dan kekhawatiran soal umur baterai,” jelasnya.
4. Biaya Ganti Baterai Sangat Mahal
Biaya tersembunyi lainnya datang dari harga penggantian baterai.
Setelah masa garansi habis, konsumen harus menanggung sendiri biaya penggantian yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
“Efisiensi bahan bakar memang baik, tapi biaya baterai bisa jadi bom waktu,” kata Chris dalam videonya.
5. Tidak Sesuai Semua Gaya Hidup
Chris juga menekankan bahwa mobil listrik belum cocok digunakan oleh semua kalangan.
Terutama bagi mereka yang sering bepergian jauh atau tinggal di daerah dengan akses listrik terbatas.
“Gaya hidup tertentu masih lebih cocok dengan mobil konvensional,” tutupnya.
Ulasan tersebut menjadi pengingat bagi calon konsumen agar tidak terbawa arus promosi dan tren sesaat.
Keputusan membeli kendaraan listrik perlu dilakukan dengan pertimbangan matang, berdasarkan kondisi nyata di lapangan.