Kesehatan mental juga berperan besar dalam kualitas tidur seseorang. Lansia yang mengalami stres, depresi, atau kecemasan sering kali mengalami kesulitan untuk tidur.
Pikiran yang berlarut-larut atau perasaan cemas dapat mengganggu proses relaksasi yang diperlukan untuk tidur.
Ketakutan akan kematian, perasaan kesepian, atau duka setelah kehilangan orang yang dicintai juga bisa menjadi faktor yang memperburuk kualitas tidur pada lansia.
4. Penggunaan Obat-obatan
Banyak lansia yang harus mengonsumsi obat-obatan untuk mengelola berbagai kondisi kesehatan.
Namun, beberapa obat dapat memiliki efek samping yang mengganggu tidur.
Obat-obatan seperti diuretik, antidepresan, dan obat untuk tekanan darah tinggi dapat menyebabkan insomnia atau meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendiskusikan efek samping ini dengan dokter untuk menyesuaikan jenis atau dosis obat yang digunakan.
5. Gaya Hidup dan Lingkungan
Gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan tidur yang tidak kondusif juga dapat berkontribusi pada masalah tidur.
Konsumsi kafein atau alkohol di malam hari, kebiasaan tidur siang yang berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik bisa membuat tidur menjadi tidak nyenyak.
Selain itu, lingkungan tidur yang bising, suhu yang tidak nyaman, atau pencahayaan yang terlalu terang dapat mengganggu tidur.
Membuat rutinitas tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan yang nyaman adalah langkah penting untuk membantu lansia mendapatkan tidur yang lebih baik.
Memahami penyebab sulit tidur pada lansia adalah langkah pertama yang penting untuk menemukan solusi yang tepat.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu meningkatkan kualitas tidur lansia.
Di antaranya adalah menjaga pola tidur yang teratur, memastikan kamar tidur nyaman, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, serta mengelola stres melalui kegiatan yang menenangkan seperti meditasi atau membaca.