RADARLEBONG.ID- Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Tentunya ginjal juga memerlukan perawatan yang ekstra untuk menjaganya agar tetap sehat dan berfungsi semaksimal mungkin.
Namun yang menjadi pokok peenyakit yang sering terjadi pada ginjal adalah dikarenakan kurang menjaga asupan yang diperlukan oleh ginjal.
Pasalnya ginjal akan selalu membutuhkan cairan yang cukup untuk menjalankan fungsinya.
BACA JUGA:Cerahkan Kulit Akibat Terbakar Sinar Matahari dengan 5 Pengobatan Alami Ini
Ginjal juga bisa menurun fungsinya jika tidak dijaga, jika ginjal Anda sudah tidak berfungsi maka Anda diajurkan oleh medis melakukan cuci darah.
Namun dengan kemajuan zaman kebanyak orang melalukan donor ginjal, tentunya hal ini sangat berbahaya dan kesehatannya Anda sebagai pendonor tentunya menurun.
Kondisi ini bisa terjadi karena orang tersebut telah mendonorkan satu ginjalnya.
Ada juga yang terlahir hanya dengan satu ginjal, atau pun orang yang kehilangan salah satu ginjalnya karena faktor-faktor tertentu seperti kecelakaan.
Setelah melalui rangkaian prosedur operasi transplantasi ginjal, tak jarang ada efek pascadonor ginjal bagi pendonor.
Hal ini menyangkut mental dan fisik pendonor baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu risiko yang penting bagi donor ginjal hidup adalah risiko gagal ginjal stadium akhir. Donor ginjal hidup yang menjalani nefrektomi dapat mengalami penurunan akut laju filtrasi glomerulus (LFG) hingga 25-40% walaupun kaitan antara fenomena ini dengan risiko gagal ginjal jangka panjang masih diperdebatkan.
Sementara itu, hilangnya massa ginjal pasca nefrektomi yang dialami donor hidup biasanya berkaitan dengan kompensasi fisiologis pada ginjal yang tak didonor.
Secara intuitif dapat dibayangkan bahwa perubahan LFG secara akut tersebut berpotensi mempercepat onset penyakit ginjal kronis pada donor ginjal hidup.
Risiko mengalami gangguan fungsi ginjal bermakna ini nampaknya dipengaruhi pada karakteristik pasien juga.