RADARLEBONG.ID- Nilai tukar rupiah di beberapa bulan ini sempat mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut beberapa pakar ekonomi, pelemahan rupiah ini dipicu oleh kondisi eksternal dan internal dalam negeri.
Faktor eksternal tersebut disebabkan oleh isu perang dagang antara AS dengan Tiongkok.
Selain itu, Bank Sentral AS, The Federal Reserve juga menaikan suku bunga menyebabkan dolar menjadi perkasa.
BACA JUGA:Wow Game Candy Crush Saga Penghasil Uang, Dapatkan Saldo Dana Rp 100.000 Dengan Bermain
Penguatan dolar tersebut membuat perekonomian beberapa negara lain di dunia juga ikut terguncang.
Turki menjadi salah satu negara yang terparah terkena dampaknya dan berimbas pada perekonomian Indonesia.
Selain itu ada juga faktor lain yang menjadi penyebab naiknya dolar AS, direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan salah satu penyebab dolar terus menguat adalah menguatnya data ekonomi di Amerika yakni penjualan ritel di Amerika yang naik 0,7 persen dari bulan lalu.
Melihat dolar Amerika Serikat yang terus menguat tentunya hal ini berisiko pada sektor perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
1. Tekanan pada neraca perdagangan
Penguatan dolar dapat memberikan tekanan pada neraca perdagangan Indonesia. Barang ekspor Indonesia yang diukur dalam dolar akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara lain, yang dapat mengurangi daya saing ekspor Indonesia.
Jika permintaan ekspor menurun, ini bisa berdampak negatif pada neraca perdagangan nasional dan pada akhirnya mengurangi pertumbuhan ekonomi.
2. Inflasi yang makin tinggi
Ketika harga energi dan bahan mentah naik, harga barang-barang pun meningkat baik bagi konsumen maupun bisnis dan menimbulkan gelombang inflasi di seluruh dunia.
AS menjadi satu-satunya pengecualian, mengingat penguatan dolar berdampak pada murahnya produk impor dan menahan laju inflasi negara tersebut.