Bahaya kedua dari vape adalah menyebabkan risiko munculnya penyakit paru-paru.
Namun, selain itu vaping juga berpengaruh pada kesehatan gigi dan gusi.
Menurut studi yang dilaporkan pada tahun 2018, paparan aerosol pada vape dapat membuat permukaan gigi lebih rentan terhadap perkembangan bakteri.
Adapun studi lain juga menyatakan, vaping dapat memicu iritasi pada gusi, mulut, dan tenggorokan.
3. Gangguan kesehatan mental
Vape juga berkaitan dengan masalah kesehatan mental.
Nikotin adalah zat adiktif yang bisa menimbulkan ketergantungan, serta berpengaruh pada suasana hati dan konsentrasi.
Pengguna yang ketergantungan nikotin mungkin mengalami gejala penarikan saat tidak vaping, termasuk kecemasan, iritabilitas, dan kesulitan konsentrasi.
4. Merusak paru-paru
Meski tidak memakai tembakau, bukan berarti bahaya vape lebih ringan daripada rokok tembakau.
Pasalnya, rokok elektrik tetap mengandung nikotin yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru,
dan mengurangi kemampuan jaringan pelindung di paru-paru untuk melindungi organ tersebut.
Iasetil yang terkandung di vape juga dapat menyebabkan munculnya penyakit bronkiolitis obliterans,
atau yang lebih dikenal sebagai paru-paru popcorn (popcorn lung).(*)