RADARLEBONG.ID - Dari ribuan perempuan yang sudah menikah di kecamatan Bingin Kuning, sebanyak 60
persen memilih menggunakan alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) jenis suntik untuk menahan kehamilan atau mengatur jarak kehamilan, sementara sisanya menggunakan KB Pil, Inplan, kondom, dan Ayudi.
Menurut Penyuluh KB Bingin Kuning, Reni, tingginya penggunaan KB suntik tersebut disebabkan oleh kemudahan dan praktis dalam penggunaannya.
Suntik hanya dilakukan sekali sebulan atau tiga bulan sekali, sementara pil mungkin dianggap kurang praktis karena harus diminum setiap hari.
BACA JUGA:Mudah dan Aman, Emak-emak Lebong Pilih Suntik KB untuk Cegah Kehamilan
Reni juga menambahkan bahwa mungkin masih banyak warga yang belum terlalu mengenal alat kontrasepsi seperti implan atau IUD.
Padahal, penggunaan implan atau IUD hanya dilakukan sekali dengan jangka waktu hingga tiga tahun tanpa perlu suntik atau pil lagi.
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan KB dinilai sudah baik, dan BKKBN terus meningkatkan pelayanan KB untuk memudahkan masyarakat.
KB dianggap sebagai kebutuhan karena memiliki dua anak dianggap lebih baik.
Selain itu, program KB diyakini dapat membantu dalam menangani stunting karena dengan mengatur jarak kelahiran anak, cakupan gizi dan pola asuh dapat terjaga dengan baik.
Dikhawatirkan bahwa tanpa menggunakan KB dan memiliki jarak kelahiran yang terlalu pendek, anak-anak tersebut akan mengalami kurang gizi dan pola asuh yang kurang optimal.(*)