RADARLEBONG.ID - Gempa megathrust di zona subduksi merupakan jenis gempa bumi paling kuat yang dapat menghasilkan tsunami melalui berbagai struktur yang terlewatkan oleh model-model sederhana.
Dilansir dari kanal youtube@IRIS Earthquake, Model dasar menunjukkan batuan di atas batas lempeng yang saling berkonvergensi dipadatkan dan ditekuk menyimpan energi elastis.
Begitu gesekan teratasi, lempeng penutup meluncur secara tiba-tiba ke atas sesar menyebabkan air laut naik secara tiba-tiba, menghasilkan tsunami.
Mari kita eksplorasi berbagai mekanisme yang menghasilkan tsunami dengan memeriksa tiga gempa bumi terkenal.
BACA JUGA:Sejumlah Gempa Bumi Terkini, BMKG Catat Ada 3 Kejadian
Gempa Bumi Jepang 2011
Gempa bumi Jepang pada tahun 2011, dengan magnitudo 9, merusak zona sesar sepanjang 500 kilometer dengan lebar 200 kilometer selama hampir tiga menit.
Survei batimetri dasar laut sebelum dan setelah gempa bumi mendokumentasikan hingga 50 meter pergeseran sesar di dekat Palung Jepang.
Selama proses ruptur, lempeng penutup meluncur ke atas bidang sesar yang condong ke barat.
BACA JUGA:Usai 2 Kali Gempa, Pendakian Gunung Salak Ditutup Sementara
Hal itu mengangkat dasar laut sebesar 10 meter yang menghasilkan tsunami lokal dan jauh.
Gempa Bumi Chili 2010
Gempa bumi Chili tahun 2010 dengan magnitudo 8,8 merobek zona ruptur sepanjang 600 km dengan lebar 130 km.
Meskipun ruptur dimulai pada jarak yang hampir sama dari palung, tidak ada atau sedikit pergeseran di palung seperti pada gempa Jepang.
Pergeseran sesar berkisar dari 5 hingga 10 meter di tengah jalan menuju palung, kemudian berkurang menjadi sedikit atau tidak ada di palung.