Dinasti Abbasiyah dan Pembaruan Pemikiran
Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah adalah periode penting dalam sejarah Islam yang dikenal dengan pembaruan pemikiran di berbagai sektor kehidupan. Pemikiran ilmiah berkembang pesat, arsitektur mengalami kemajuan, dan situs-situs sejarah dijaga dengan baik.
Salah satu tokoh yang sangat memperhatikan Nabi Muhammad dan situs-situs sejarah yang berkaitan dengannya adalah Khaizuran. Ia bahkan memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW.
Keberagaman Pendapat tentang Tanggal Kelahiran Nabi
Meskipun sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi), terdapat beragam pendapat tentang tanggal kelahirannya.
Beberapa pendapat bahkan menyebut bahwa Nabi lahir lima belas tahun sebelum peristiwa Gajah. Pendapat lain menaksir usia Nabi saat kelahirannya mencapai tiga puluh tahun atau bahkan tujuh puluh tahun.
BACA JUGA:Doa Anda Akan Terkabul! Ustadz Adi Hidayat Bagikan Satu Waktu Mustajab Berdoa di Hari Jum'at
Ini mencerminkan kompleksitas dalam menentukan tanggal pasti kelahiran Nabi, namun semangat perayaan Maulid tetap tak tergoyahkan.
Zaman Jahiliyah di Jazirah Arab
Sebelum Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad, masa di Jazirah Arab sering disebut sebagai zaman Jahiliyah. Ini merujuk pada masa ketidaktahuan, kesesatan, atau kebodohan masyarakat Arab pada saat itu.
Jazirah Arab berada di antara dua kekaisaran besar, yaitu Romawi dan Persia, yang berusaha menguasai wilayah Hijaz di Timur Tengah yang saat itu belum dikuasai.
Letak strategis Hijaz atau Jazirah Arab yang berada di tengah menjadi dasar pemikiran bagi para penafsir dan sejarawan Islam untuk mencari makna mengapa Nabi Muhammad dilahirkan di wilayah ini.
Pilihan Lokasi Kelahiran Nabi
Menurut M. Quraish Shihab dalam bukunya "Lentera Hati" (2007), pemilihan wilayah Jazirah Arab sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad memiliki makna mendalam.
Wilayah ini berada di tengah-tengah impitan imperium Romawi dan Persia, menjadi jalur penghubung antara Timur dan Barat. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa pesan ilahi hendak disampaikan ke seluruh penjuru, dan si penyampai pesan harus berdiri di tengah agar pesan mudah tersebar dan tidak terhalang oleh kekuatan-kekuatan luar.
Peran Makkah sebagai Pusat Pertemuan