Belajar dari Kasus Ardhito, Konsumsi Ganja Bisa Pacu 3 Penyakit Akut
JAKARTA - Dampak penggunaan ganja dalam periode pendek salah satunya gampang berimajinasi, berasa kuatir, tidak dapat tidur. Penangkapan musisi Ardhito Pramono karena penyimpangan narkoba tipe ganja cukup mengagetkan. Apa lagi dia akui konsumsi ganja sebagai obat penenang diri serta lebih konsentrasi. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan sekitaran 50 orang wafat setiap hari karena konsumsi barang haram ini. Adapun dampak penggunaan narkoba dalam periode pendek salah satunya gampang berimajinasi, berasa kuatir, tidak dapat tidur sampai melakukan tindakan kasar. Bila pencandu ganja tidak berhenti konsumsi barang haram ini, resiko penyakit membahayakan dapat mengincar. Berikut ini ada 3 dampak buruk narkoba untuk kesehatan seperti dikutip dari Healthy Guide. 1. Penyakit Jantung Beragam dampak ganja dalam tubuh, narkoba ini dapat mengakibatkan permasalahan jantung, detak jantung cepat, denyut jantung tidak teratur, dan kenaikan tekanan darah. Apabila sudah overdosis, narkoba jenis ini akan mengakibatkan kejang-kejang, kenaikan temperatur badan dan kematian. Tetapi, pencandu yang tiba-tiba tidak menggunakan kembali, baik karena tidak mempunyai akses atau karena ingin stop, umumnya akan melewati fase sakau atau sakaw. 2. Sulit Berbahagia Atau Anhedonia Saat pencadu berhenti, kandungan dopamin dan reseptor dopamin yang ada di di otak akan turun. Pecandu yang alami tanda-tanda putus obat akan terjerat pada kondisi anhedonia, alias ketidakmampuan untuk rasakan kepuasan. Anhedonia akan membuat pribadi itu hidup seperti zombie. Beberapa hal umum yang dapat membuat seorang berasa berbahagia tidak berpengaruh apa saja pada pemakai yang sakau dan baru jalani pemulihan. Keadaan anhedonia ini bisa mengakibatkan bekas pemakai narkoba yang bergulat dengan stres kembali kumat. Kandungan kimia akan mengakibatkan kembalinya kenaikan dopamin di otak yang dapat menolongnya sembuh dari hidup seperti mayat hidup. 3. Teror HIV/Aids Yang sangat membahayakan, pemakai mempunyai resiko semakin tinggi untuk terserang HIV/AIDS. Obat bisa memengaruhi penilaian dan kurangi pengaturan diri. Seorang yang ada di bawah dampak obat ini memungkinkan turut serta dalam sikap beresiko, seperti sex yang tidak aman. (JPNN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: