Begini Keluhan Pedagang Gorengan Soal Minyak Goreng
LEBONG UTARA, radarlebong.com - Hampir satu bulan lebih, minyak goreng masih menjadi incaran masyarakat di seluruh Indonesia. Betapa tidak, bukan hanya langka, namun minyak goreng pun kian sulit untuk didapati di pasaran. Bahkan, kekosongan migor inipun tak hanya berdampak pada masyarakat. Baca Juga : Ibu-Ibu Harus Tahu, Ada Kabar Baik Nih Soal Minyak Goreng Namun, juga para pedagang gorengan khususnya di Lebong, yang sangat begitu merasakan dampak akibat minyak goreng atau migor yang menghilang saat ini. Seperti dikeluhkan, Pak Joko (32), Penjual Gorengan di kawasan Pasar Muara Aman ini. Ia mengatakan, harga minyak yang naik menambah bebannya yang sudah terseok-seok, karena pandemi COVID-19. "Corona begini kan pergerakan orang juga dibatasi ya, minyak harganya naik, sedangkan minat pembeli berkurang. Mudah-mudahan harga minyak bisa turun, sehingga jadi lancar, lancar buat yang berjualan, lancar buat yang punya usaha, kita jualan juga kan buat keluarga,"ujarnya saat di konfirmasi oleh Radar Lebong (4/3). Ia juga mengatakan, biasanya dalam sekali produksi ia menghabiskan empat sampai lima liter perhari. Namun, saat pandemi dan di tambah migor yang susah ini . Baca Juga : Minyak Goreng di Lebong Hilang, Polisi Turunkan Macan Swarang Sehingga, produksi gorengnya sedikit di kurangi jumlahnya, karena untuk menggoreng gorengan memang perlu minyak yang banyak, walaupun dengan kelangkaan minyak tersebut, harga gorengan masih seperti biasanya se harga Rp 1000 rupiah per buah. "Produksi dikurangi pasti lebih dari setengahnya, apa lagi harga minyak sudah naik dan susah di dapat di pasaran. Walupun harga naik alangkah baiknya jangan sampai tidak tersedia di pasaran. Sedangkan ini banyak orang perlu seperti kebutuhan ibu-ibu di dapur untuk memasak," tuturnya. (rak)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: